BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Universitas Airlangga (Unair) menandai babak baru dalam sejarah kepemimpinannya dengan dilantiknya Profesor Doktor Muhammad Madyan, sebagai Rektor ke-14.
Pelantikan berlangsung di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR-C UNAIR, dan menjadi momen transisi kepemimpinan dari Profesor Doktor Mohammad Nasih, yang telah menyelesaikan masa jabatan selama satu dekade.
Dalam acara yang dihadiri oleh sivitas akademika dan para tokoh penting universitas tersebut, Ketua Majelis Wali Amanat UNAIR, Prof (HCUA) Doktor Haji Sunarto, memberikan apresiasi tinggi atas proses pemilihan rektor yang berlangsung secara demokratis, terbuka, dan akuntabel.
Ia menyebut, pelantikan ini bukan hanya tentang suksesi kepemimpinan, melainkan juga refleksi kedewasaan institusi dalam menjaga nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Sunarto mengungkapkan bahwa pemilihan rektor ini merupakan hasil dari proses seleksi yang mengedepankan partisipasi dan integritas.
Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa UNAIR harus terus mengambil peran aktif dalam mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Komitmen UNAIR terhadap amanat konstitusi tersebut tercermin dalam visinya untuk menjadi perguruan tinggi yang mandiri, inovatif, dan unggul di tingkat nasional maupun internasional. UNAIR juga diharapkan terus menjadi pelopor dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora, dan seni yang berlandaskan moralitas dan etika.
Sunarto menyoroti tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan tinggi saat ini, termasuk dinamika sosial, politik, dan ekonomi global yang kian kompleks.
Perubahan pesat dalam bidang kesehatan, ilmu hayat, teknologi digital, dan kecerdasan buatan menuntut universitas untuk tidak sekadar menjadi pusat pengajaran, melainkan menjadi agen transformasi dan solusi.
Ia menegaskan pentingnya membuka akses pendidikan tinggi yang merata dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat, sesuai dengan amanat Undang-Undang Pendidikan Tinggi dan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Universitas, menurutnya, harus menjadi ruang terbuka bagi beragam talenta tanpa diskriminasi, sehingga dapat memicu lahirnya ide, inovasi, dan kolaborasi lintas disiplin.
Lebih jauh, Sunarto menyampaikan harapannya agar UNAIR dapat mengaktualisasikan gagasan kampus berdampak, sebagai lanjutan dari keberhasilan program Kampus Merdeka pada periode sebelumnya.
Gagasan ini menekankan peran perguruan tinggi sebagai motor penggerak transformasi sosial, bukan sekadar penyedia pendidikan formal.
Universitas, menurutnya, harus mampu melampaui sekat-sekat akademik dan menjadi institusi yang turut membentuk karakter, kepemimpinan, serta memberi solusi nyata bagi masyarakat.
Dalam konteks tersebut, Tri Dharma Perguruan Tinggi perlu dijalankan secara komprehensif, menjangkau ruang kelas hingga ranah sosial kemasyarakatan.
Mengakhiri sambutannya, Sunarto menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Mohammad Nasih atas kontribusinya dalam menjadikan UNAIR sebagai universitas kelas dunia.
Ia berpesan agar seluruh elemen kampus tetap menjaga semangat excellence with morality, agar UNAIR senantiasa menjadi institusi yang unggul secara akademik, kokoh secara nilai, dan tangguh dalam menjawab tantangan masa depan.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id