BERITABANGSA.ID, BLITAR – Perkembangan kasus tindak pidana korupsi proyek Dam Kali Bentak, semakin menarik diikuti. Apalagi yang terseret dalam pusaran kasus itu menyeret nama-nama tokoh berpengaruh di Kabupaten Blitar.
Hal ini bisa dilihat sejak Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Blitar, metetapkan Muhammad Muhlison (MM) kakak kandung dari mantan Bupati Blitar sebagai tersangka beberapa waktu lalu.
Kali ini, muncul adanya pemalsuan tanda tangan yang dilkukan oleh salah satu tersangka dalam pengadaan proyek Dam Kali Bentak yang menyebabkan kerugian negara hampir 5 miliar rupiah.
Pemalsuan tandatangan tersebut disampaikan oleh Joko Trisno, advokat Blitar yang sekaligus kuasa hukum dari tersangka Muhammad Bahweni (MB).
Dia mengatakan kliennya tidak tahu menahu terkait pengadaan proyek tersebut.
“Jadi saya cerita dari awal ya, bahwa Bahweni ini kan terduga pelaku tindak pidana korupsi di proyek Dam Kali Bentak senilai 4,9 miliar rupiah. Namun dari apa yang sudah saya ketahui, Bahweni tidak pernah menandatangani permohonan proyek tersebut,” ungkapnya pada wartawan, Senin (16/6/2025).
Menurutnya, mulai dari permohonan sampai penunjukan, kliennya tidak pernah merasa menandatangani terkait proyek tersebut.
“Mulai dari permohonan, bersedia atau berminat terhadap proyek tersebut smpai penunjukan, terus kemudian ditetapkan kontrak SPK, SPMK, sampai progres dan berita acara serah terima itu, Bahweni tidak pernah menandatangi,” imbuhnya.
Dilanjutkan bahwa karena Bahweni tidak pernah merasa menandatangani terkait proyek dam Kali Bentak, maka melaporkan ke Polres Blitar Kota.
“Karena tidak menandatangani, maka Bahweni melaporkan ke Polres Blitar Kota pada bulan Maret tepatnya pada tanggal 3 tahun 2025 tentang pemalsuan tandatangan,” jelasnya.
