Terkini

Waspadai Varian Nimbus, Pakar UNAIR Ingatkan Lonjakan Kasus COVID-19

12
×

Waspadai Varian Nimbus, Pakar UNAIR Ingatkan Lonjakan Kasus COVID-19

Sebarkan artikel ini
Covid-19
Agung Dwi Wahyu Widodo dr MSi, Pakar Imunologi, Fakultas Kedokteran UNAIR.

BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Meningkatnya kasus COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir kembali menjadi perhatian kalangan medis.

Meski tidak mencapai skala darurat seperti pada puncak pandemi global, tren ini tetap menuntut kewaspadaan publik.

Hal tersebut disampaikan oleh Doktor Agung Dwi Wahyu Widodo, pakar imunologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Menurut Agung, masyarakat tidak boleh lengah meskipun dampak klinis COVID-19 saat ini cenderung lebih ringan.

Ia menegaskan bahwa virus SARS-CoV-2 belum sepenuhnya hilang, melainkan mengalami mutasi yang membuatnya lebih mudah menular meski dengan gejala yang tidak seberat sebelumnya.

“Kita telah melalui masa pandemi lebih dari empat tahun lalu. Kenaikan kasus saat ini masih dalam batas yang bisa dimaklumi. Namun, tetap diperlukan kewaspadaan karena virus ini terus bermutasi,” ujar Dr Agung dalam keterangannya, Selasa 10 Juni 2025.

Ia menyoroti bahwa lonjakan kasus dipicu oleh tiga faktor utama, yakni munculnya varian baru, penurunan kekebalan populasi, serta perubahan perilaku masyarakat yang mulai abai terhadap protokol kesehatan.

Kombinasi ketiganya menciptakan celah yang memungkinkan penyebaran virus secara masif, terutama dalam komunitas yang tidak lagi melakukan pelacakan dan pengujian secara aktif.

Salah satu varian baru yang menjadi perhatian adalah varian NB.1.8.1 atau yang dikenal dengan nama Nimbus.

Varian ini merupakan turunan dari Omikron yang mengalami perubahan signifikan pada struktur protein spike-nya.

Perubahan tersebut menyebabkan varian ini lebih mudah menular dan cenderung lolos dari kekebalan tubuh yang terbentuk akibat vaksinasi sebelumnya.

“Varian Nimbus memiliki karakteristik genetik yang membedakannya secara tajam dari Omikron terdahulu. Ini menjadi tantangan serius dalam pengendalian epidemi,” tambah Dr Agung.

Faktor eksternal seperti perubahan cuaca juga memperparah situasi. Dr Agung menilai bahwa pergantian musim yang tidak menentu, dari seharusnya panas menjadi dingin dan lembap, berpotensi menurunkan imunitas masyarakat secara kolektif.

Ia mencontohkan bahwa kondisi serupa terjadi pada awal pandemi di akhir 2019, ketika virus menyebar cepat di tengah musim hujan.

Situasi ini diperparah oleh minimnya pemeriksaan dan pelacakan kasus. Banyak individu dengan gejala ringan seperti batuk dan pilek tidak menyadari bahwa mereka mungkin terinfeksi COVID-19.

Tanpa deteksi dini, potensi penyebaran di lingkungan sekitar meningkat dan membentuk apa yang disebut sebagai infeksi lubuk, yakni persebaran yang terjadi tanpa terdeteksi dan sulit dikendalikan.

Menyikapi kondisi ini, Dr Agung menekankan pentingnya pembaruan vaksin. Ia menyebut bahwa vaksin generasi awal memiliki efektivitas terbatas terhadap varian baru yang terus bermutasi.

Oleh karena itu, ia mendorong agar otoritas kesehatan segera mengembangkan vaksin yang spesifik terhadap varian-varian mutakhir, sebagaimana pendekatan yang diterapkan pada vaksin influenza musiman.

“Strategi vaksinasi perlu disesuaikan. Vaksin baru yang dirancang khusus untuk melawan varian seperti Nimbus akan jauh lebih efektif dalam membentuk kekebalan populasi,” jelasnya.

Selain vaksin, ia mengimbau masyarakat untuk memperkuat sistem imun melalui pola hidup sehat. Konsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, aktivitas fisik yang terukur, dan pengelolaan stres menjadi elemen penting.

Ia juga mengingatkan pentingnya kembali menerapkan protokol dasar kesehatan, seperti penggunaan masker di ruang publik dan keramaian.

Dr Agung menutup dengan ajakan kolektif agar masyarakat tidak kehilangan kewaspadaan. Menurutnya, ancaman COVID-19 belum sepenuhnya sirna, dan perlindungan terhadap diri sendiri serta komunitas tetap menjadi prioritas utama dalam menjaga kesehatan publik.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60