Selain GAYATRI, Setyo Wahono dan Nurul Azizah juga membuat program domba kesejahteraan dan ternak lele menggunakan buis betok.
Selain itu juga ada program pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH), penyambungan Listrik gratis bagi warga miskin, dan pebangunan sanitasi.
Program pengentasan kemiskinan, Pemkab Bojonegoro juga terus berkomitmen menyejahterakan petani. Berbagai langkah strategis pro petani antara lain
Normalisasi embung dan penambahan kuota pupuk subsidi. Selain itu MoU dengan Bulog untuk pembelian gabah harga Rp6.500.
Perhatian pada nasib petani juga ditunjukkan Wahono-Nurul dengan program inovatif bernama Petruk tani. Program ini bertujuan untuk memperkuat dan memajukan sektor peternakan, pertanian, serta mendorong ketahanan pangan daerah.
Pemkab juga berinovasi memanfaatkan teknologi untuk pertanian. Diantaranya pemanfaatan drone sprayer untuk proses pemupukan.
Peluncuran teknologisasi pertanian drone sprayer ini dilakukan di Desa Sarirejo, Kecamatan Balen, Senin (26/5/2025). Inovasi lainnya adalah program Jagongan Petani Milenial.
Program ini diawali dengan kegiatan di kebun anggur dan melon Kenep Smart Village (Kensvil) Desa Kenep Kecamatan Balen, Kamis (22/5/2025). Dan untuk melengkapi program bagi petani, Pemkab juga memiliki program asuransi usaha tani.
Program ini bertujuan untuk membantu para petani yang gagal panen. Sehingga, dalam kondisi apapun, petani Bojonegoro akan makin sejahtera.
Pemkab Bojonegoro juga telah mendaftarkan sebanyak 157.058 pekerja rentan menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu juga ada 35.688 penerima insentif daerah meliputi ketua RT/RW, satlinmas, marbot, modin wanita, takmir masjid, guru ngaji, BPD, dan kader desa yang juga didaftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan.
Langkah ini untuk mengganti santunan duka yang sebelumnya diperuntukkan bagi warga meninggal dunia.
Sanduk atau santunan duka sudah tidak bisa dicairkan lantaran sesuai regulasi yang ada, sanduk tidak bisa diberikan kepada warga yang bukan miskin. Apalagi, anggaran dicairkan melalui belanja tak terduga (BTT) yang seharusnya untuk korban kebencanaan.
“Ini adalah program Luwih Apik,” kata Wabup Nurul Azizah penuh semangat.