BERITABANGSA.ID, MALANG – Peringatan haul ke-6 Almaghfurlah KH Tolchah Hasan pada Kamis (29/5/2025) malam di Singosari, Malang, tak hanya menjadi ajang mengenang sosok ulama besar, tetapi juga momentum bagi Wakil Bupati Malang, Lathifah Shohib, untuk menyerukan kelanjutan perjuangan di bidang pendidikan dan pengangkatan potensi sejarah lokal.
Di hadapan ratusan Muslimat dan Fatayat NU, Rektor Unisma, serta tokoh masyarakat, Wabup Lathifah mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meneruskan jejak langkah KH Tolchah Hasan, khususnya di SMK plus Al Ma’arif Singosari.
Dalam pengajian akbar tersebut, Lathifah Shohib menekankan pentingnya meneladani sosok KH Tolchah Hasan yang dikenal sebagai pejuang pendidikan agama dan tokoh yang rendah hati.
“Beliau ini adalah tokoh yang perlu kita teladani, dan kewajiban kita untuk terus mengenang jasa-jasa orang saleh,” ujar Lathifah, yang juga berbagi kisah kedekatan pribadinya dengan almarhum.
Ia menceritakan bagaimana ayahnya, yang juga sahabat KH Tolchah Hasan sejak di Pondok Tebuireng dan pengurus NU Jatim, memperkenalkan kepadanya di Yayasan Al Ma’arif Singosari.
Bahkan, suami almarhum Wabup Lathifah juga turut diajak mengajar di Fakultas Tarbiyah Al Ma’arif Singosari dan terlibat dalam perintisan pendirian Universitas Islam Malang (Unisma).
Selain kiprahnya di dunia pendidikan, KH Tolchah Hasan juga dikenal luas atas perannya di kancah nasional.
Nyai Lathifah mengenang bagaimana almarhum diangkat menjadi Menteri Agama saat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjabat Presiden RI, sebuah bukti kemampuannya beradaptasi dan kedekatannya dengan berbagai kalangan.
Sementara itu, Ketua Panitia Haul, M. Anas Nur, menyoroti kepribadian KH Tolchah Hasan yang rendah hati meskipun memiliki jasa besar.
“Orangnya rendah hati, walaupun memiliki jasa yang cukup besar, kemudian beliau selalu orang yang memberikan solusi atas permasalahan apapun,” jelas Anas.
Lebih jauh, Anas Nur mengungkapkan harapan besar dari peringatan haul ini, membuka wawasan masyarakat Singosari tentang kelebihan dan potensi daerahnya.
Ia secara khusus menyoroti keinginan untuk mengangkat sejarah Islam di Singosari, dengan rencana pendirian semacam museum kecil di Bungkuk Singosari.
“Jadi harapannya dengan kegiatan ini menjadi tahu bahwa di Singosari memiliki kelebihan, kita ingin mengangkat Singosari, makanya kita gali, kita ingin di Bungkuk Singosari ada semacam museum kecil-kecilan, karena peninggalan sejarah Islam di Masjid Bungkuk Singosari ada, sudah ditemukan,” tandas Anas.
Acara haul ini menjadi pengingat akan pentingnya meneruskan estafet perjuangan para pendahulu, baik dalam bidang pendidikan maupun pelestarian sejarah, demi kemajuan masyarakat dan daerah.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id