BERITABANGSA.ID, LUMAJANG – Belakangan ini, beredar kabar keliru bahwa uji klinis vaksin TBC M72 merupakan upaya yang membahayakan masyarakat Indonesia. Bahkan, ada yang menyebut bahwa vaksin ini bertujuan untuk membunuh masyarakat. Informasi ini tidak benar dan sangat menyesatkan.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Lumajang, dokter Rosyidah, vaksin TBC M72 yang akan diuji coba di Indonesia telah melalui proses riset ilmiah yang panjang dan diawasi ketat oleh para ahli kesehatan internasional.
Uji klinis ini, menurutnya justru merupakan langkah besar untuk menyelamatkan masyarakat dari ancaman Tuberkulosis (TBC) yang selama ini masih menjadi masalah serius di Indonesia.
“Kami hanya meneruskan kebijakan dari pusat. Indonesia dipilih sebagai lokasi uji klinis karena memang angka kasus TBC kita cukup tinggi. Ini bukan hal yang memalukan, tapi menjadi tanggung jawab bersama untuk mencari solusi,” jelas dokter Rosyidah kepada media ini, Sabtu (30/5/2025).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, pada tahun 2024 tercatat ada 2.412 kasus positif TBC di Kabupaten Lumajang. Sementara itu, hingga tanggal 20 Mei 2025, jumlah kasus sudah mencapai 827 kasus. Meski bukan yang terbanyak secara nasional, angka ini tetap menunjukkan bahwa TBC masih menjadi penyakit menular yang mengancam.
“TBC bisa menimbulkan komplikasi berat dan banyak yang tidak menunjukkan gejala. Maka dari itu, vaksinasi sangat penting untuk melindungi masyarakat, terutama generasi muda,” tambah Rosyidah.
Informasi yang menyebut vaksin ini berbahaya dan menjadi bagian dari konspirasi adalah hoaks yang tidak berdasar.
Justru dengan adanya vaksin TBC M72, diharapkan Indonesia dapat melindungi generasi masa depan dan mempercepat terwujudnya Indonesia emas 2045, cita-cita menuju generasi sehat dan produktif.
“Harapannya, vaksin ini bisa menyelamatkan masa depan bangsa. Anak-anak kita nantinya bisa tumbuh tanpa bayang-bayang penyakit TBC,” kata Rosyidah.
Soal pelaksanaan uji klinis di Lumajang, saat ini masih menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah pusat.
Untuk informasi teknis dan pelaksanaan lebih rinci, masyarakat dapat menghubungi Kabid P2P Dinkes P2KB Kabupaten Lumajang, dokter Marshal.
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum jelas sumbernya, terutama yang menyebarkan ketakutan.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id