Terkini

Imbas Limbah PT STI Guru PAUD Ngadu Saat Acara Sapa Bupati Berlangsung

34
×

Imbas Limbah PT STI Guru PAUD Ngadu Saat Acara Sapa Bupati Berlangsung

Sebarkan artikel ini
PAUD
Saat guru PAUD mengadukan nasib muridnya saat progam "Sapa Bupati" berlangsung. Foto: Suyati

BERITABANGSA.ID, BOJONEGORO – Perwakilan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak -Kanak (TK) Sukowati, Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, mengadukan nasib muridnya yang terdampak limbah asap dari pabrik pengolahan tembakau PT Sata Tac Indonesia (STI) , di acara dialog interaktif “Sapa Bupati” di Pendapa Malawopati, Bojonegoro, Senin (26/5/2025).

Dalam kesempatan dialog, salah satu perwakilan guru dari PAUD dan TK, Dika Marnia, melontarkan keluh kesahnya selama ini akibat pabrik PT STI, membuat saluran pernapasan anak didik mereka terganggu, tidak nyaman belajar di sekolah, dan bahaya mengancam anak-anak.

“Kami para guru menyampaikan keluhan kami, bagaimana ber perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), jika di sebelah sekolah kami ada pabrik yang bau yakni PT STI, yang sebelumnya hanya punya izin gudang bukan pabrik,” jelasnya.

Dia menyayangkan sebelum beroperasinya PT STI tidak ada sosialisasi terlebih dahulu. Hingga pihak warga dan sekolah protes sejak November 2024.

Beberapa langkah untuk mengatasi ini pernah dilakukan bersurat ke Dinas Pendidikan Kabupaten, hingga hearing di DPRD namun tidak ada hasil yang berarti.

“Pernah sampai disegel karena usai disidak anggota DPRD, tetapi segel itu tak digubris dan tetap operasional. Kini sejak hari Senin bau menyengat kembali. Kami tidak tahu harus mengadu ke siapa lagi. Kami hanya mohon agar bapak Bupati, memberi solusi. Kami tidak mencetak uang jadi kami kalah dengan yang mencetak uang, jadi kami hanya bisa mengadu di sini, harapan terakhir,” tutur guru PAUD ini menahan tangis.

Mendengar aduan tersebut Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, meminta Dinas Lingkungan Hidup untuk mengkaji ulang hal tersebut.

Selain itu, progam dialog interaktif “Sapa Bupati” yang dilaksanakan setiap tanggal 17 ini juga membahas progam Gerakan Beternak Ayam Petelur Mandiri (Gayatri).

Dalam paparannya, Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, Elfia Nur Aini, menjelaskan Gayatri merupakan gerakan memadukan sistem pengembangbiakan ayam petelur dengan pemberdayaan warga miskin dengan pendekatan kawasan.

Program ini diharapkan nantinya dapat membantu penurunan angka kemiskinan.

“Gayatri membawa revolusi dalam peternakan ayam skala kecil di Bojonegoro. Program ini berfokus pada pemberdayaan masyarakat miskin,” terangnya.

Khusus terkait Gayatri, Mas Wahono memberi penekanan. Menurut Bupati, dalam program Gayatri, Pemkab bekerja sama dengan perusahaan di Bojonegoro untuk membangun ekonomi kerakyatan.

“Gayatri ini penerimanya berdasarkan keluarga pra sejahtera, jadi saat ini penerimanya sesuai dengan data Damisda (Data Mandiri Masyarakat Miskin Daerah),” ungkapnya.

Program Gayatri merupakan langkah nyata Pemkab untuk menurunkan angka kemiskinan. Karena sesuai data, angka kemiskinan Bojonegoro masih sebesar 11,69% di 2024.

Dengan adanya bantuan paket ayam petelur ini diharapkan pendapatan masyarakat akan meningkat dan bisa keluar dari kemiskinan.

Progam yang dilaksanakan untuk menampung keluh kesah masyarakat terhadap permasalahan di Bojonegoro ini berlangsung dari pukul 10.00- 12.00 WIB.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60