Untuk mendeteksi potensi bullying, pihak sekolah mengandalkan peran aktif bagian Bimbingan Konseling (BK). Siswa yang mengalami atau mengetahui adanya indikasi bullying dapat menyampaikan keluhannya langsung kepada BK.
“Ada bagian khusus Bimbingan Konseling (BK), Di situ biasanya anak-anak menyampaikan mengalami keluhannya, jika ada semacam ini Itu baru nanti BK menyampaikan kepada wali kelas,” jelas Asiep.
Selain itu, pihak sekolah juga mengintegrasikan nilai-nilai anti-bullying melalui pelajaran yang diampu oleh guru BK di dalam kelas.
“Insyaallah ya, karena BK masuk kelas sekarang dan Guru BK masuk kelas itu mengajarkan tentang tindakan-tindakan atau bullying itu bagaimana nanti kalau ada semacam itu dan kemana mengadunya tentu dengan melibatkan semua pihak dalam hal ini siswa, orang tua dan guru BK,” paparnya.
Diharapkan, dengan karakter Islami yang kuat, potensi perilaku negatif seperti bullying dapat dicegah secara efektif.
“Kita selalu menyampaikan ayo ngaji, ayo sholat. Jadi pendidikan karakternya diperkuat,” ujar Asiep.
Asiep Apandi meyakini bahwa pendidikan karakter Islami, terutama melalui program Tahfidz, memiliki dampak ganda. Selain membentuk generasi yang cinta Alquran, program ini juga berkontribusi pada terciptanya lingkungan sekolah yang lebih positif dan minim bullying.
Nilai-nilai seperti saling menghormati, menyayangi, dan menjauhi perbuatan tercela yang diajarkan dalam Islam diyakini dapat menjadi penangkal efektif terhadap perilaku bullying.
Dengan perpaduan unik antara program pencegahan bullying yang terstruktur dan penguatan karakter melalui tahfiz quran, SMP Shalahuddin Malang berkomitmen dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, aman, dan berakhlak mulia bagi seluruh siswanya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id
