Pendidikan

Kuliah Pakar Unusa Bahas Agilitas dan Kreativitas

6
×

Kuliah Pakar Unusa Bahas Agilitas dan Kreativitas

Sebarkan artikel ini
Kreativitas

BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Dalam menghadapi era percepatan perubahan di berbagai sektor, generasi muda dituntut memiliki kemampuan adaptasi, kreativitas, dan kepemimpinan yang tangguh.

Hal ini ditegaskan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Republik Indonesia, Nusron Wahid, saat menyampaikan Kuliah Pakar di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Senin, (26/5/2025.)

Dengan tema “Agilitas, Adaptabilitas, Kreativitas, dan Inovasi: Tantangan Kepemimpinan Masa Depan”, Nusron menyampaikan bahwa mahasiswa sebagai bagian dari kekuatan intelektual bangsa memiliki peran strategis dalam menentukan arah perubahan dan kemajuan negara.

Menurutnya, transformasi yang terjadi secara masif di bidang ekonomi, pendidikan, hingga pelayanan publik belum sepenuhnya menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara merata.

Ketimpangan akses dan kesiapan sumber daya manusia menjadi tantangan yang harus segera dijawab melalui pendekatan inovatif dan kolaboratif.

“Ke depan, dibutuhkan banyak inovasi yang mampu menjawab kebutuhan zaman. Termasuk dalam pelayanan pertanahan, yang kami dorong untuk terus bertransformasi menuju sistem digital, sehingga mampu memberikan kemudahan dan kepastian hukum bagi masyarakat,” ujar Nusron.

Ia menekankan bahwa pembangunan ekosistem inovatif tidak bisa dibangun secara parsial.

Diperlukan kerja sama antarpihak, mulai dari pemerintah, institusi pendidikan tinggi, sektor industri, hingga masyarakat sipil.

Dalam ekosistem semacam ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya menjadi objek pembelajaran, melainkan subjek penggerak perubahan.

Mahasiswa, kata Nusron, harus membekali diri dengan kemampuan berpikir kritis, kepekaan terhadap lingkungan, serta daya tahan terhadap tekanan.

Kepemimpinan masa depan bukan lagi soal dominasi kekuasaan, melainkan ketajaman dalam memecahkan masalah dan menciptakan nilai tambah.

Ia juga menyoroti pentingnya survivability, atau ketangguhan dalam menghadapi tantangan.

Dalam pandangannya, dunia masa kini dan masa depan menuntut individu-individu yang tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga mampu menjadi inovator dalam kondisi krisis.

Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, dalam sambutannya menyatakan bahwa kehadiran tokoh nasional seperti Nusron Wahid menjadi momen yang memperkaya perspektif para mahasiswa.

Kuliah Pakar ini tidak hanya menyajikan pengetahuan teoritis, tetapi juga membumikan nilai-nilai karakter, etika, dan tanggung jawab sosial yang harus diemban oleh calon pemimpin bangsa.

“Generasi muda tidak boleh terjebak dalam euforia digital tanpa arah. Mereka harus mampu beradaptasi tanpa kehilangan akar budaya dan nilai-nilai moral yang menjadi jati diri bangsa. Inilah tantangan sejati bagi mahasiswa hari ini,” kata Jazidie.

Ia menegaskan bahwa fleksibilitas harus berjalan beriringan dengan prinsip. Kecepatan dalam menerima perubahan tidak boleh mengorbankan integritas.

Oleh karena itu, pendidikan tinggi harus menjadi ruang pembentukan karakter yang mampu menyatukan kecanggihan nalar dengan kekokohan nurani.

Kuliah Pakar ini memberikan refleksi mendalam bagi mahasiswa Unusa tentang urgensi membangun ketangguhan personal, integritas moral, dan daya saing global.

Dalam dunia yang bergerak cepat, hanya mereka yang adaptif, kreatif, dan memiliki visi kemanusiaan yang mampu memimpin arah masa depan.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60