Terkini

Marak Pencurian Motor di Klakah, Polisi Terkesan Bungkam

20
×

Marak Pencurian Motor di Klakah, Polisi Terkesan Bungkam

Sebarkan artikel ini
Klakah
Salah satu kejadian begal motor di Klakah

BERITABANGSA.ID, LUMAJANG – Gelombang keresahan melanda warga Kecamatan Klakah dan sekitarnya. Sejak Sabtu (10/5/2025), sederet aksi pencurian sepeda motor mengguncang kawasan ini.

Yang lebih memprihatinkan, aparat keamanan dinilai lamban dan tak memberikan kepastian.

Data yang dihimpun dari grup WhatsApp Info Warga Klakah (IWK) menyebutkan, 6 motor hilang dalam dua hari saja. Lokasinya tersebar, mulai dari pusat keramaian hingga lingkungan pendidikan.

Kejadian pertama di Desa Mlawang (10 Mei, pukul 11.00 WIB), satu motor raib di depan Warkop Cak Rohim.

Di depan SMKN Klakah, Desa Kebonan (10 Mei, 14.00 WIB), sepeda motor Beat hilang, terekam CCTV.

Kemudian di Bok Panjang – Arah Tempursari (10 Mei, 20.30 WIB), satu ujit motor Scoopy hilang di depan bengkel.

Lalu di Desa Tegal Ciut (11 Mei, tengah malam): Dua motor (Supra 125 dan Vega) dicuri di depan SDN Tegal Ciut 01.

Dan terakhir di Desa Sumberwringin (11 Mei, tengah malam), satu unit motor Revo terakhir yang dilaporkan hilang.

Ironisnya, di tengah serangkaian laporan warga, pihak kepolisian belum memberi tanggapan yang berarti. Hingga berita ini ditulis, Kasat Reskrim Polres Lumajang, AKP Pras Adinata, belum memberikan komentar resmi terkait upaya penanganan kasus ini.

Ketua Aliansi Penegak Demokrasi dan Keadilan Rakyat (Pendekar) Kabupaten Lumajang, Achmad Nurhuda (Gus Mamak) kepada media ini, Selasa (20/5/2025), mengatakan polisi hanya mengandalkan CCTV. “Tapi pelaku sekarang makin lihai, mereka tahu cara menghindari kamera,” ujarnya.

Semenjak pemberlakuan sistem tilang elektronik, kehadiran fisik polisi di lapangan disebut semakin jarang terlihat. Banyak pos jaga kosong, patroli malam minim, dan pengawasan di titik rawan nyaris tidak terasa.

“Warga merasa ditinggalkan. Kami takut keluar malam, bahkan parkir motor di halaman rumah saja tidak tenang,” ujar tokoh pemuda Desa Kebonan, Suwarto.

Lebih mengejutkan lagi, ada dugaan motif pencurian tak semata-mata ekonomi, melainkan bentuk arogansi sosial. Pelaku merasa pantas memiliki barang hasil curian, seolah mencuri adalah ‘hak’

Desakan masyarakat menguat. Kekesalan warga terus menguat. Mereka menuntut adanya peningkatan patroli malam hari di area rawan, reaktivasi pos jaga dan petugas ronda dan investigasi menyeluruh atas motif pelaku.

“Ini bukan sekadar pencurian, ini bentuk penghinaan terhadap rasa aman masyarakat. Kami butuh aksi nyata, bukan janji dan CCTV saja,” tegas Suwarto lagi.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60