Ketua Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Bojonegoro, Ragil Sujito mengatakan, sebanyak tiga dalang memeriahkan pertunjukkan wayang kulit. Berurutan mulai dalang cilik, dalang remaja, dan dalang dewasa. Yakni ki Prabu Satrio Prabowo, lalu Ki Ngesti Anggoro, dan Ki Witanto.
“Pagelaran wayang kulit ini juga didukung grup seni karawitan ‘Rengganis’ dan beberapa sinden berkualitas,” terangnya.
Sementara Bupati Setyo Wahono menyatakan sangat menghargai penyelenggaraan dalam rangka ‘nguri-uri’ budaya terutama seni pertunjukkan wayang kulit. Ia mengaku ditelepon selama tiga hari berturut-turut dihubungi oleh H. Suprapto selaku Ketua Dewan Pembina Pepadi.
“Beliau (Haji Suprapto Santoso) sampaikan, ini syukurane njenengan (syukurannya anda),” ungkapnya.
Mas Wahono, begitu Bupati Bojonegoro akrab, disapa, mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota Pepadi Bojonegoro dan seluruh dalang dari lintas generasi. Penyelanggaraan ini menggugah ingatannya bersama Nurul Azizah saat masa kampanye.
“Karena salah satu visi misi kami adalah membuat kebanggan untuk masyarakat Bojonegoro, salah satunya adalah lewat budaya. Alhamdulillah malam ini Dewan Pembina Pepadi mengingatkan saya,” ucapnya.
Lebih jauh, Mas Wahono berpandangan, bahwa Haji Suprapto dinilai tak hanya berkaliber sebagai pembina seni pedalangan wayang saja. Tetapi mulai hari ini juga berkualifikasi sebagai pembina untuk seni dan budaya se Kabupaten Bojonegoro.
Oleh karena itu, HM Suprapto turut membantu uri-uri seni dan budaya yang ada di Bojonegoro. Antara lain ketoprak, tayub, ludruk, tari, bahkan reog.
“Besok SK-nya (langsung) diketik Bu Wabup ya,” ungkapnya bernada jenaka disambut tawa dan tepuk tangan yang hadir.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id
