BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Tren perjalanan wisata menggunakan Kereta Panoramic melonjak. PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya mencatat hingga kuartal pertama 2025, jumlah penumpang mencapai 7.426 orang.
Angka ini meningkat 56 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024 yang mencatat 4.757 penumpang.
Manajer Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, mengatakan bahwa peningkatan ini tidak lepas dari daya tarik panorama jalur kereta api di Indonesia yang memikat.
“KAI menyadari bahwa keindahan alam Indonesia memiliki potensi wisata yang luar biasa. Melalui Kereta Panoramic, kami ingin menyuguhkan pengalaman perjalanan yang tak hanya nyaman, tapi juga memanjakan mata,” ujarnya di Surabaya, Jumat (3/5/2025).
Kereta Panoramic dirangkai secara reguler pada beberapa kereta api, seperti KA Argo Wilis dan KA Turangga untuk rute Bandung–Surabaya Gubeng, serta KA Mutiara Timur yang beroperasi saat musim liburan.
Tidak hanya itu, kereta ini juga tersedia dengan sistem sewa untuk rombongan atau acara khusus.
“Penumpang bisa memesan tiketnya dengan mudah lewat aplikasi Access by KAI. Mereka yang ingin menikmati keindahan alam sambil berkereta kini punya pilihan yang benar-benar berbeda,” tambah Luqman.
Salah satu rute favorit berada di wilayah Priangan, tepatnya saat melewati Stasiun Leles, Garut. Jalur ini menyuguhkan pemandangan deretan pegunungan seperti Gunung Guntur, Gunung Cikuray, dan Gunung Mandalawangi. Pemandangan ini disebut Luqman sebagai “lukisan alam yang hidup dari balik jendela”.
Luqman juga menyoroti uji coba Kereta Panoramic yang disambut antusias saat dijalankan bersama KA Mutiara Timur Tambahan pada libur Lebaran dan Natal-Tahun Baru.
Rute Surabaya–Ketapang itu menyuguhkan panorama Gunung Argopuro, Raung, dan Ijen, serta hamparan lembah hijau yang luas.
“Jendela kaca lebar dan sunroof yang bisa dibuka memungkinkan penumpang melihat pemandangan dengan sudut pandang yang sangat luas. Tapi jangan khawatir, kereta ini tetap sejuk meski matahari sedang terik karena kaca dirancang khusus dan AC tetap bekerja maksimal,” jelasnya.
KAI melihat tren ini sebagai bentuk perubahan gaya perjalanan masyarakat, dari sekadar mobilitas menjadi bagian dari pengalaman wisata.
“Bagi kami, kereta api kini bukan hanya alat transportasi. Ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan sarana menikmati alam Indonesia secara berbeda,” pungkas Luqman.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id.