Profesor Kacung juga menekankan bahwa kualitas lulusan menjadi indikator penting keberhasilan program.
Banyak alumni FK Unusa diterima di rumah sakit terkemuka dan melanjutkan studi pascasarjana maupun spesialis.
“Kami fokus tidak hanya pada aspek kognitif, tetapi juga pada profesionalisme, komunikasi efektif, dan etika kedokteran Islami,” imbuhnya.
Dekan FK Unusa, Doktor Handayani, menuturkan bahwa proses akreditasi berjalan ketat, meliputi kurikulum, sarana pembelajaran, mutu dosen, riset, dan capaian lulusan.
“Seluruh tim bekerja maksimal agar semua standar LAM-PTKes bisa dipenuhi. Ini menjadi penyemangat kami untuk terus berinovasi,” ungkapnya.
Handayani menambahkan, fasilitas seperti laboratorium keterampilan medis, anatomi, serta sistem e-learning berbasis e-sorogan turut mendukung proses pembelajaran modern.
Dengan prestasi ini, FK Unusa siap memperluas kolaborasi internasional melalui pertukaran mahasiswa dan riset bersama. Bahkan, dalam waktu dekat, FK Unusa menargetkan pendirian Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis.
“Kami sudah menjalin kerja sama dengan universitas di Malaysia, Taiwan, dan negara lain. Ini bagian dari upaya mencetak dokter profesional yang siap bersaing global,” jelas Handayani.
Akreditasi Unggul ini juga disambut positif oleh alumni. Salah satunya adalah dr. Mohammad Qoimam Bilqisthi Zulfikar, alumni Profesi Dokter Unusa yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua PCINU Belgia dan mahasiswa Magister European Public Health di Université de Liège, Belgia.
“Akreditasi ini meningkatkan peluang kami di dunia kerja, baik di dalam maupun luar negeri. Ini menjadi bukti bahwa pendidikan Unusa mampu bersaing secara global,” katanya.
Menurutnya, akreditasi tersebut tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri alumni, tetapi juga membuktikan bahwa Unusa mampu menjawab tantangan dunia medis yang semakin kompleks.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id