Terkini

Bulog Bojonegoro Masih Lanjutkan GKP Hingga Akhir 2025

35
×

Bulog Bojonegoro Masih Lanjutkan GKP Hingga Akhir 2025

Sebarkan artikel ini
GKP
Pemimpin Cabang (Pincab) Perum Bulog Bojonegoro, Ferdian Darma Atmaja saat diwawancarai dikantornya. Foto: Suyati

BERITABANGS.ID, BOJONEGORO – Perum Bulog Kantor Cabang (Kacab) Bojonegoro, Jawa Timur menyatakan hingga akhir April 2025, stok beras dan Gabah Kering Panen (GKP) mencapai target positif. Dan program penyerapan gabah terus berlanjut hingga akhir 2025.

Pemimpin Cabang (Pincab) Perum Bulog Bojonegoro, Ferdian Darma Atmaja, mengatakan akhir bulan ini serapan GKP sudah mencapai target positif sesuai tujuan progam pemerintah pusat.

Menurut data yang dimiliki Perum Bulog, realisasi di wilayah Bojonegoro, Lamongan dan Tuban hingga 30 April 2025, untuk beras sendiri mencapai 11.305 ton, GKP 39.214 ton, dan setara beras 32.238 ton.

“Data itu dari hasil di dua gudang induk wilayah Sumengko Kecamatan Kalitidu, Kabupetan Bojonegoro dan di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan,” terangnya.

Secara persentase, serapan GKP tercapai 142 persen, beras 25,3 persen, dan setara beras (gabungan antara beras dan gabah yang dikonversi menjadi beras) mencapai 55 persen.

Sesuai rencana Bulog masih adanya serapan GKP yang terus diterima Bulog, maka dibutuhkan gudang tambahan dengan cara menyewa beberapa gudang.

“Kami menyewa beberapa gudang di wilayah Babat yang saat ini sudah mulai diisi beberapa waktu lalu, dan ini rencananya akan menambah kembali di wilayah Pucuk Lamongan dengan kapasitas tempat mencapai 15.000 ton,” tuturnya.

Dia berharap di musim panen selanjutnya hasil panen para petani dapat diserap lebih banyak lagi dari masa panen yang saat ini.

Di tempat terpisah, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bojonegoro mengusulkan pembentukan tim pengendali harga gabah saat puncak panen raya. Tujuannya guna menjaga stabilitas harga gabah di waktu musim panen raya.

Alasan mengapa munculnya usulan itu, dikarenakan dalam musim panen pertama yang berlangsung mulai Januari hingga April 2025 ini pemerintah belum bisa mengendalikan harga gabah. Hingga membuat para petani masih menjual gabah panen di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) senilai Rp6.500.

Pejabat Fungsional Bidang Sarana Prasarana dan Perlindungan Tanaman (Sarpras dan Perlintan) pada DKPP Bojonegoro, Yuni Arba’atun mengatakan, bahwa panen pada April tahun ini diperkirakan berasal dari luasan tanam Januari seluas 15.195 hektare dengan hasil produksi sekitar 88.136 ton gabah.

“Pada puncak panen raya pertama tahun ini, tercatat total produksi mencapai 350.580,81 ton dengan luas tanam sekitar 79.581,91 hektare per Januari, dan laporan bertambah menjadi 103.862,91 hektare hingga Maret 2025,” ucapnya.

Karena itu untuk menjaga harga gabah saat masa panen raya, diperlukan tim pengawasan harga yang terintegrasi, tidak hanya pengawasan pupuk seperti Tim KP3 (Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida) saja.

Selain usulan pembentukan tim pengendali harga, DKPP juga mendorong percepatan operasionalisasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pangan Mandiri.

“BUMD ini diharapkan dapat menyerap hasil panen petani secara optimal sehingga harga gabah di tingkat petani tetap stabil dan tidak anjlok saat musim panen raya,” terangnya.

BUMD Pangan Mandiri ini nantinya sangat berperan penting dalam menyerap hasil pertanian petani, dengan begitu, stabilisasi harga bisa lebih terjaga.

“Dan untuk pelaporan terkait musim tanam kedua saat ini mengalami beberapa kendala akibat kondisi cuaca yang tidak menentu, namun para petani saat ini sudah ada yang mulai melakukan penanaman, tetapi juga masih ada yang baru panen,” tegasnya.

Perlu diketahui menurut data yang diperoleh media ini yang bersumber dari DKPP, produksi tahunan gabah di Kabupaten Bojonegoro pada 2024 lalu mencapai 883.114 ton.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60