Selain itu, Koordinator Aliansi Perlindungan Perempuan dan Anak (APPA) Bojonegoro Nafidatul Himah turut diminta menjadi bicara diacara ini.Dia mengajak media pers lebih dekat dengan komunitas sipil di Bojonegoro karena selama ini banyak yang masih belum mengerti manfaat media itu sendiri untuk komunitas sipil.
Menurutnya, yang selama ini dia rasakan bahwa pers adalah temenan berjuang dalam Aliansi Perlindungan Perempuan dan Anak (APPA) dan Koalisi Perempuan Indonesia (KPI).
“Hingga di titik ini saat berjuang memperjuangkan kepentingan masyarakat, saya selalu berdampingan dengan rekan media. Betapa pentingnya media dalam kehidupan saat ini,” paparnya.
Himah, juga mengajak demikian bukan tanpa alasan sebab selama ini kedekatan media pers dengan komunitas sipil tampak renggang. Ada sekat, perlu pertalian lebih erat. Sehingga, media pers lebih tahu dan lebih mengakomodir kepentingan publik dari kepentingan pribadi.
Dia berharap media pers tidak lebih banyak menampung kepentingan penguasa saja. Tapi juga kepentingan publik, agar terlihat Ideal harus seimbang dari semua sisi.
Sebelum acara selesai. Mereka sepakat agar lebih cerdas dan bijak menggunakan AI. Sekata dalam membuat jaringan lebih kuat antara media pers, komunitas sipil, dan mahasiswa.
Selain acara jagong diskusi sejumlah jurnalis juga melakukan aksi simbolik usai dialog rampung. Para jurnalis membentang poster perihal kemerdekaan pers di tepi Jalan Raya Bojonegoro-Babat.
Aksi semiotik untuk mengampanyekan kemerdekaan pers di Hari Kemerdekaan Pers Sedunia ini dilakukan para jurnalis tepat di timur Gapura Selamat Datang Kota Bojonegoro.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id
