BERITABANGSA.ID, JOMBANG – Tawa lepas dan pelukan hangat menyelimuti aula rumah makan di Desa Selorejo, Kecamatan Mojowarno, Selasa (29/4/2025) siang.
Di sana, ratusan ibu-ibu berseragam biru muda antusias dan sumeringah menyambut Wiwin Sumrambah Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur.
Senyumnya merekah dan sumringah menyambut kehadiran Wiwin, Ketua TP PKK Kabupaten Jombang 2018–2023. Tangannya berjabat tangan, bahkan mengabadikan momen itu dengan swafoto. Aura kerinduan terasa kental dalam pertemuan silaturahmi Ibu-ibu PKK empat desa di wilayah Kecamatan Mojowarno, bersama Wiwin Sumrambah.
“Saya terharu sekali tadi saat bersalaman. Dulu Bu Wiwin sering turun langsung, dekat dengan kita. Energinya luar biasa, penuh semangat. Alhamdulillah, meski kini beliau jadi anggota dewan, masih ingat kami,” ungkap Indayani, salah satu peserta sarasehan yang juga merupakan kader PKK sembari tersenyum malu.
Bagi banyak ibu-ibu PKK, rupanya dikatakan jika sosok Wiwin bukan sekadar figur publik. Ia adalah teman seperjuangan dalam program-program sosial, dari posyandu hingga kampanye penurunan angka stunting.
Seperti yang dikatakan Nur Kholilah, salah satu peserta sarasehan lainnya. Kader PKK yang akrab disapa Bu Nur ini juga menyebutkan jika, Bu Wiwin sebagai sosok inspiratif dan mudah didekati.
“Dulu itu kami sering bareng kegiatan. Bu Wiwin nggak pernah susah ditemui. Yang paling saya ingat, beliau sering bilang perempuan itu harus tangguh, sukses, tapi tetap ikhlas dan bersyukur,” ujar perempuan akrab disapa Nur dengan mata berbinar.
Sementara itu dalam sambutannya Wiwin Sumrambah, Legislator Jatim dari Fraksi PDI-Perjuangan tersebut mengungkapkan rasa syukurnya bisa kembali bertemu dengan para pejuang sosial perempuan.
“Saya bangga dan terharu. Ibu-ibu PKK ini luar biasa. Kebersamaan kita dulu jangan sampai hilang,” ungkap Wiwin Sumrambah, dengan senyum merekah.
Lebih dari sekadar nostalgia, pertemuan itu juga dimaksudkan menjadi ajang refleksi budaya. Dikatakan Wiwin yang tak lepas juga memberikan motivasi, jika ia menyoroti tantangan globalisasi yang secara perlahan menggeser nilai-nilai tradisional dalam kehidupan sehari-hari.
“Sekarang banyak yang lebih akrab dengan gadget daripada keluarga maupun tetangga dan orang-orang sekitar kita. Film dan musik luar lebih dikenal daripada budaya sendiri. Bahkan kerja bakti sosial sekali dalam sepekan itu mungkin sudah langka. Tidak jauh ini kemungkinan dampak dari adanya budaya luar, maka demikian mari kita perbaiki kembali itu semua untuk lebih solid dengan mempunyai karakter yang baik dan kuat dengan tidak lupa budaya tradisional kita sendiri,” ucapnya.
Perlu diketahui bahwa, ajang silaturrahmi tersebut berlangsung lancar dan penuh khidmat. Acaranya pun ditutup dengan doa bersama dan sesi foto yang kembali dipenuhi senyum ceria.