Oleh : Fikri Mahbub*
PERMULAAN 2013 nama Jorge Mario Borgoglio tak menjadi buah bibir kala Vatikan mengabarkan secara resmi bahwa Benediktus XVI mengundurkan diri sebagai pemimpin tertinggi Katolik se-dunia pada 11 Februari. Benediktus berasalan tak lagi mampu memimpin lantaran kondisi kesehatannya yang tak lagi baik.
Sede Vacante atau kekosongan kepemimpinan membuat Vatikan harus segera mencari kandidiat pengganti. Meski begitu nama Borgoglio tak menjadi pembicaraan utama di media massa manapun. Beberapa pekan kemudian, Kardinal Borgoglio tiba-tiba saja menjadi kandidat kuat, dan meminta doa restu kepada teman sejawatnya Thomas Rosica.
Kemudian pada Selasa malam di 13 Maret 2013 namanya benar-benar direstui menjadi pemimpin tertinggi Katolik, kemudian ia didapuk menjadi Paus ke 266 sekaligus pemimpin tertinggi Vatikan.
Terpilihnya Borgoglio menjadi penanda awal Paus yang berasal dari Amaerika Selatan sejak era Paus Gregorius III asal Suriah yang menjabat pada tahun 731. Butuh Saharsawarsa lebih posisi itu kembali diduduki oleh orang non Eropa.
Perjalanan Paus Borgoglio yang kemudian ia memilih nama kepausannya menjadi Fransiskus atau Francis itu lahir dan dibesarkan di Buenos Aires pada Desember 1936 silam. Meski lahir di Argentina, orang tuanya merupakan imigran dari Italia.
Latar belakangnya sebagai warga dari bangsa Amerika Latin membuat sang Paus memiliki jiwa perlawanan terhadap imperialisme penjajahan bangsa Eropa. Itu kemudian tergambar ketika ia resmi didapuk menjadi Paus. Suara dan aksinya dieperuntukkan bagi mereka yang tertindas. Paus membela hak-hak kemanusiaan lintas agama.
Pemilihan nama Fransiskus itu juga membawa artian kemiskinan dan perdamaian. Ia berdedikasi atas nama yang dipilihnya. Sesuatu yang coba ia lakukan selama masa kepemimpinannya.
Ia lantas menarik cerita kontroversial di awal kepemimpinannya. Terdapat tradisi turun temurun yaitu membasuh 12 kaki orang yang dilakukan oleh Paus. Tradisi ini menirukan Yesus yang membasuh 12 kaki muridnya zaman dahulu. Paus Borgoglio lantas memilih membasuh dan mencium kaki 12 narapidana dalam misa pembasuhan Kamis Putih.