Terkini

Warga Banyuputih Lor Geruduk Kantor Desa, Gegara Lalat, Bau dan Penyakit dari Kandang Ayam

34
×

Warga Banyuputih Lor Geruduk Kantor Desa, Gegara Lalat, Bau dan Penyakit dari Kandang Ayam

Sebarkan artikel ini
Banyuputih Lor
Sejumlah warga saat geruduk kantor Desa Banyuputih Lor

BERITABANGSA.ID, LUMAJANG – Puluhan warga Dusun Gladak Serang, ramai–ramai menggeruduk Balai Desa Banyuputih Lor, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin (20/4/2025).

Warga memprotes keberadaan kandang ayam petelur milik salah satu warga, bernama Lukman, karena memicu ribuan lalat, bau menyengat dan banyak warga terserang penyakit.

Menurut warga, tak sedikit dari mereka terkena penyakit sakit perut. Bahkan puluhan ribu ekor lalat menyerang rumah warga mengotori piring makan, tembok, hingga lantai rumah.

Mereka menyesalkan hal ini karena bau tak sedap dan menyengat dari kandang juga membuat warga tak nyaman, terlebih saat malam tiba, suara gaduh ayam semakin menambah penderitaan warga sekitar.

“Banyak yang sekarang menutup pintu rumah bukan karena takut ditagih utang, tapi takut lalat masuk ke dalam,” ujar Wagiyem, warga yang rumahnya berada tepat di depan kandang ayam.

Sudah lima tahun kandang ayam tersebut beroperasi, namun dampaknya baru dirasakan begitu masif dalam beberapa waktu terakhir.

Warga mengaku sudah tidak tahan dan menuntut agar kandang ayam segera ditutup atau dipindahkan ke lokasi yang jauh dari rumah penduduk.

Mediasi sempat dilakukan di Balai Desa, yang dipimpin langsung oleh Kepala Desa Banyuputih Lor, Haji Fatoni.

Pertemuan itu turut dihadiri perwakilan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), serta perangkat desa lainnya.

Namun mediasi tersebut ditolak warga. Mereka menilai bahwa sudah terlalu banyak janji dan teguran, namun tak kunjung ada perbaikan nyata dari pihak pemilik kandang.

Perwakilan DPMPTSP, Munir, menyampaikan seorang pengusaha harus mampu menjaga citra usahanya, terutama dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

“Jangan sampai justru membawa dampak negatif bagi warga,” tegasnya.

Sementara itu, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP, dr Hendra, mengungkapkan pihaknya sudah berulang kali melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kandang tersebut.

“Kami sudah menyampaikan secara teknis bagaimana membudidayakan ternak yang baik dan benar, tapi tidak juga diindahkan,” ucapnya.

Dari pihak DLH pun menyatakan hal serupa, menyebut bahwa pengusaha sudah diberi saran perbaikan dan tidak dibenarkan melakukan pencemaran lingkungan.

Salah satu warga, Dafit, menyatakan bahwa sudah cukup kesabaran warga selama ini.

“Kami bukan anti usaha ternak, tapi tolong jangan sampai kami jadi korban. Ini rumah kami, tempat anak-anak kami tumbuh,” ujarnya dengan nada kecewa.

Permintaan warga hanya satu, yakni kandang ayam ditutup atau dipindahkan. Mereka menyatakan akan terus bersuara hingga mendapat keadilan dan hak atas lingkungan yang sehat.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60