BERITABANGSA.ID, BLITAR – Koperasi Semua Bisa Sukses (Subasu) mengajak masyarakat Blitar untuk beralih dari sistem bertani secara tradisional ke sistem bertani secara moderen.
Hal tersebut disampaikan oleh direktur koperasi saat penanaman pohon kelengkeng varietas baru dan pertama di Indonesia dengan sistem simbiosis mutualisme.
Rusda selaku direktur koperasi Subasu, mengatakan fokus dari koperasi ini adalah produsen.
“Koperasi Subasu ini bukan simpan pinjam, tapi produksi. Sebelumnya fokus pada durian, di tahuj 2025 ini kita fokus pada kelengkeng,” ungkapnya, Kamis (27/3/2025)
Dilanjutkan Rusda, kelengkeng yang ditanam adalah jenis varietas baru dan pertama di Indonesia.
“Hari ini kita menanam kelengkeng jenis baru dan varietas pertama di Indonesia, dan itupun hanya ada di Blitar,” akunya.
Katanya, bibit tersebut sudah dikembangkan khusus sejak lama sampai akhirnya bisa menghadirkan varietas baru.
“Sejak tahun 2022, kita sudah melakukan pengembangan khusus terkait produksi buah. Dan untuk ini kita langsung datangkan dari Thailand,” terangnya.
Menurutnya terkait pengambilan fokus pada kelengkeng jenis ini karena proses panen dan berbuahnya bisa ditentukan oleh petani, kapan mau dipanen.
“Jenis kelengkeng yang kita tanam ini tidak mengenal musim. Jadi kapan berbuah dan kapan panennya bisa ditentukan sendiri oleh si petani,” jelasnya.
Terkait itu, Rusda menjelaskan penentuan tersebut karena telah dilakukan rekayasa genetik.
“Kenapa untuk itu semua bisa ditentukan oleh petani, karena pada bibit ini kita sudah melakukan rekayasa genetik. Sehingga prosesnya pun harus secara modern,” tegasnya.
Bahkan tak hanya itu, Rusda selaku ketua koperasi Subasu juga mengatakan pihaknya menerapkan sistem yang jarang dilakukan oleh koperasi lain.
“Sistem yang kita terapkan di sini tidak hanya sekadar jual beli saja, tapi kami juga menerapkan sistem simbiosis mutualisme antara kami dengan petani atau masyarakat yang bekerjasama,” jlentrehnya.
Dengan sistem simbiosis mutualisme antara petani dan koperasi, Rusda mengatakan bagi siapa pun yang mau bekerjasama dengan sama-sama untung.
“Jadi terkait keuntungan dan pembelian bibit kelengkeng jenis ini, kita membagi keuntungan 50-50. Dan ini kita jamin tidak ada ruginya, karena sistem ini akan saling menguntung,” jelasnya.
Ditanya terkait penjualan dari hasil panen petani, Rusda menyampaikan tidak perlu khawatir dan bingung mau dijual ke mana.
“Untuk penjualannya, petani dan masyarakat yang bekerjasama tidak perlu bingung apalagi khawatir dengan hasil panennya. Kami siap membeli hasil panen dari petani,” pungkasnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id