Gol ini bukan sekadar angka di papan skor, tetapi simbol dari taktik yang berjalan sempurna: solid di belakang, kreatif di tengah, dan efektif di depan.
Sebenarnya, Indonesia bisa saja menambah keunggulan. Ada peluang emas ketika Oratmangoen mengirimkan umpan silang cerdas ke Marselino yang sudah berhadapan dengan kiper. Sayangnya, sontekan pemain muda berbakat itu masih melambung tipis di atas mistar.
Kali ini, Kluivert patut mendapatkan kredit. Tidak ada lagi kesalahan dalam menempatkan pemain. Tidak ada eksperimen yang tidak perlu seperti saat melawan Australia. Pemilihan formasi 3-4-2-1, serta keputusan memainkan Pelupessy sebagai jangkar lini tengah, menjadi faktor utama kemenangan.
Bahkan ketika para pemain mulai kelelahan di babak kedua akibat intensitas permainan dan udara panas Jakarta, pergantian pemain yang dilakukan tetap menjaga stabilitas tim. Ivar Jenner, Eliano Reijnders, Sandy Walsh, Ricky Kambuaya, dan Ramadhan Sananta yang masuk sebagai pengganti tetap tampil sesuai kebutuhan tim.
Eliano Reijnders bahkan nyaris mencetak gol perdananya untuk Timnas Indonesia setelah menerima umpan dari Kambuaya. Sayangnya, penyelesaiannya masih belum sempurna.
Dengan kemenangan ini, Indonesia membuka peluang untuk setidaknya finis di posisi tiga atau empat klasemen grup, yang berarti tiket ke babak play-off masih dalam jangkauan. Namun, perjalanan masih panjang. Tantangan berikutnya akan semakin berat, dan konsistensi menjadi kunci.
Satu hal yang pasti, kemenangan ini menunjukkan bahwa Timnas Indonesia bukan sekadar tim penggembira. Ada tekad, strategi yang matang, dan para pemain yang siap berjuang untuk mimpi besar: Piala Dunia 2026.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id
