BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Di bawah langit Jakarta yang kelabu, Tim Nasional (Timnas) Indonesia kembali ke tanah air dengan beban berat di pundak mereka.
Kekalahan telak 5-1 dari Australia di Sydney telah mengguncang semangat Garuda, menjatuhkan mereka ke posisi keempat di Grup C kualifikasi Piala Dunia 2026, terpaut empat poin dari zona aman kualifikasi otomatis dengan hanya tiga pertandingan tersisa.
Patrick Kluivert, pelatih asal Belanda yang baru menakhodai tim sejak Januari, kini dihadapkan pada ujian krusial.
Pertandingan melawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Selasa malam bukan sekadar laga biasa; ini adalah pertarungan hidup dan mati bagi harapan Indonesia menuju pentas dunia.
Kluivert, dengan pengalaman internasionalnya, memahami betul tekanan yang dihadapi. “Kami harus merespons dengan positif,” ujarnya singkat, mencerminkan determinasi yang membara.
Latihan di Stadion Madya, Jakarta, berlangsung tertutup, diselimuti kain hitam yang menghalangi pandangan publik. Langkah ini, jarang terjadi di era sebelumnya, menandakan keseriusan dan fokus penuh tim dalam mempersiapkan diri.
Di balik strategi dan taktik, ada elemen psikologis yang tak kalah penting. Kluivert berusaha membangkitkan semangat tim yang sempat runtuh. “Kami perlu mengembalikan energi positif dalam grup,” katanya, menyoroti pentingnya mentalitas juara dalam menghadapi tantangan berat.
Pertandingan melawan Bahrain bukan hanya soal tiga poin, tetapi juga tentang harga diri dan masa depan sepak bola Indonesia.
Di hadapan ribuan pendukung yang akan memenuhi GBK, Garuda dituntut untuk terbang tinggi, mengatasi rintangan, dan menjaga asa menuju panggung dunia tetap menyala.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id.
