BERITABANGSA.ID, JOMBANG – Malam itu, Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng, Jombang, dipenuhi ratusan kendaraan berjajar di sepanjang jalan desa. Kampung ini sedang berduka. Bahkan Jombang juga berduka. Suyanto, mantan Bupati Jombang dua periode itu berpulang.
Sosok orang kuat Jombang ini masih terasa. Tampak di halaman rumah duka, ribuan orang berdiri, dalam diam. Pakaian mereka serba putih dan hitam.
Semuanya memasang wajah sedih. Ada yang hilang. Mereka datang untuk memberi penghormatan terakhir.
Suyanto, pria kelahiran 5 Januari 1962 itu, mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya pada Jumat siang.
Kabar duka itu disampaikan langsung oleh adik kandungnya, Sumrambah. “Iya benar, tadi siang, sekitar setengah tiga, beliau meninggal dunia,” ucapnya.
Sumrambah, yang juga Wakil Bupati Jombang periode 2018-2023, tampak berusaha tegar. Namun, air mata tetap jatuh saat ia meminta doa untuk sang kakak tercinta.
“Beberapa hari ini beliau dirawat di rumah sakit. Kami mohon doanya, semoga segala kesalahan beliau dimaafkan,” katanya, sembari mengusap setetes air mata yang pecah di pipinya.
Di antara lautan pelayat, tampak pula Sadarestuwati, anggota DPR RI yang juga adik Suyanto. Malam itu, duka tak hanya milik keluarga, tapi juga seluruh warga Jombang.
Ketika bakda Isya atau tarawih, keranda berpayung kain hijau perlahan keluar dari rumah duka. Wangi bunga yang menghiasi peti jenazah berpadu dengan isak tangis yang tertahan.
Warga bergantian memikul keranda, mengiringi perjalanan Suyanto ke peristirahatan terakhirnya di pemakaman umum Serning. Sepanjang jalan, doa-doa terus dipanjatkan.
Mereka yang mengenal Suyanto, mengenangnya sebagai sosok pemimpin yang merakyat. Salah satunya adalah Bahana Bella Binanda, sahabat lama sekaligus rekan seperjuangan di dunia politik.
“Kami kehilangan sosok kakak, ayah, sekaligus sahabat. Beliau adalah pemimpin terbaik yang pernah dimiliki Jombang,” ujarnya dengan mata sembab.
Bahana mengenang masa muda mereka, ketika Suyanto masih aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Sebagai mahasiswa kritis di IKIP Surabaya, Suyanto dikenal sebagai pejuang sejati, yang kelak mengabdikan diri untuk Jombang.
“Karier politiknya dimulai di DPC PDIP Jombang pada tahun 90-an. Berkat dedikasi dan kepemimpinannya, ia dipercaya menjadi Ketua DPC PDIP Jombang pada 1999, lalu meniti langkah sebagai Wakil Bupati Jombang (1998-2003). Dua periode berikutnya, ia memimpin kota ini sebagai bupati, meninggalkan jejak kebijakan yang tak terlupakan,” ungkapnya.
Tanah merah menutup peristirahatan terakhirnya, satu per satu pelayat beranjak pulang.
Di rumah duka, kesedihan masih menggantung. Hanya karangan bunga yang berjajar memenuhi halaman dan jalan. Papan bunga begitu banyak menandakan sosok ini dicintai masyarakat Jombang.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id