Menurutnya, pasar bukan hanya sekadar tempat untuk jual beli dan pusat aktivitas ekonomi saja. Tapi pasar juga harus bisa menjadi ruang untuk segala aktivitas.
“Pasar harus bertransformasi. Tidak hanya sebagai tempat transaksi, tetapi juga sebagai destinasi yang menarik, nyaman, dan relevan dengan gaya hidup anak muda saat ini. Misalnya dengan menghadirkan warung-warung moderen yang menyediakan makanan dan minuman kekinian,” jelasnya.
Untuk itu, Mas Ibin meminta Dinas Perdagangan untuk segera menyediakan fasilitas pasar agar lebih representatif dan menarik. Dan menekankan pentingnya peningkatan kualitas produk yang dijual agar pasar tradisional dapat bersaing dengan ritel moderen.
“Kita ingin pasar tradisional juga memiliki daya saing. Tidak hanya dari segi harga, tetapi juga kualitas produk dan kenyamanan tempat. Dengan begitu, masyarakat tidak lagi ragu untuk berbelanja di pasar tradisional,” tambahnya.
Mas Ibin juga menegaskan pihaknya merancang berbagai strategi untuk mengembalikan kebiasaan masyarakat berbelanja di pasar tradisional. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan program diskon dan pasar murah guna menarik pengunjung.
“Kami akan mencoba berbagai inovasi, seperti program diskon belanja, pasar murah, atau bahkan membagikan sayur gratis di pasar. Ini bisa menjadi magnet bagi masyarakat agar kembali meramaikan pasar tradisional,” terangnya.
Tak hanya itu, Pemkot Blitar juga berencana untuk aktif melibatkan pelajar dalam upaya melestarikan budaya belanja di pasar tradisional.
“Kita ingin anak-anak muda terbiasa berbelanja di pasar sejak dini. Oleh karena itu, kami akan mengajak para pelajar untuk ikut berbelanja ke pasar tradisional, agar budaya ini tidak hilang pada generasi mendatang,” pungkasnya.
Sebagai informasi, acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota Elim Tyu Samba, staf Pemerintah Kota, termasuk Sekretaris Daerah Kota, kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, lurah, serta komunitas pedagang setempat.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id