Yakni dengan memanfaatkan teknologi seperti Zoom untuk mengurangi perjalanan fisik dan tetap mengutamakan perjalanan dinas untuk memantau potensi daerah dan kegiatan penunjang kinerja, namun untuk anggaran disektor pendidikan dan kesehatan tetap dipertahankan.
“Ya kita berasumsi baik saja artinya Inpres maupun se Mendagri itulah skema yang terbaik itu terstruktur kan perencanaannya mulai pusat Provinsi, kabupaten kota,” ujarnya.
Sementara Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Puguh Wiji Pamungkas, yanh memberikan perspektif legislatif dan menyatakan bahwa efisiensi anggaran sejalan program nasional Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo merupakan langkah yang positif.
Founder RSU Wajak Husada tersebut berpendapat bahwa program MBG memerlukan adanya dapur umum di setiap desa, tentu akan memberikan banyak manfaat l, salah satunya adalah membuka peluang usaha baru dan membangun perekonomian.
“Diperlukan banyak tenaga di dapur umum, dan setiap hari butuh pasokan bahan makanan yang melimpah, tentu memberikan banyak kontribusi bagi petani kita. Dengan demikian telah membangun perekonomian di desa. Hal ini tentu baik, karena membangun Indonesia itu dibangun dari desanya dulu,” jelas Puguh
Namun begitu, Ketua Asosiasi Advokat Indonesia DPC Malang Raya, Dwi Indrotito Cahyono yang juga menjadi narasumber, memberikan pandangan kritis dari sisi masyarakat sipil. Dimana dirinya menggunakan metafora “diet lemak” untuk menggambarkan efisiensi anggaran yang berarti bahwa anggaran daerah perlu dikurangi pada pos-pos yang tidak esensial atau berlebihan, sehingga keuangan daerah menjadi lebih sehat dan produktif.
Tujuannya efisiensi anggaran, menurut pria yamg akrab disapa Sam Tito adalah untuk menghilangkan pemborosan dan memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Meskipun efisiensi anggaran penting, Ia menekankan perlunya pengawasan yang ketat, Tito khawatir bahwa dana yang telah dipangkas bisa saja bocor atau disalahgunakan, yang akan sangat mengecewakan masyarakat.
“Kalau dana yang sudah dipangkas ini masih bocor, itu benar-benar menyakiti hati rakyat,” pungkas Tito.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id