Pemerintahan

Anggota DPR RI Desak Bulog Percepat Distribusi Beras SPHP untuk Kendalikan Inflasi

10
×

Anggota DPR RI Desak Bulog Percepat Distribusi Beras SPHP untuk Kendalikan Inflasi

Sebarkan artikel ini
SPHP
Anggota DPR RI Komisi XI Andreas Eddy Susetyo saat diwawancara awak media di sela sela kunjungan di operasi pasar murah Kantor Pos pusat Kota Malang

BERITABANGSA.ID, MALANG – Anggota DPR RI Andreas Eddy Susetyo menyoroti kelangkaan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) operasi pasar di Kantor Pos Kota Malang.

Dia menegaskan keterbatasan stok beras murah ini dapat memicu inflasi, terutama menjelang bulan Ramadan dan lebaran.

“Hari ini kita memantau kesiapan persediaan bahan pokok menghadapi bulan puasa dan Lebaran. Seperti kita ketahui, salah satu tugas kami di dewan adalah membantu pengendalian inflasi melalui koordinasi dengan tim pengendali inflasi pemerintah pusat maupun di daerah,” ujar Andreas Eddy Susetyo, Jumat (28/2/2025).

Ia menjelaskan harga bahan pokok masih mengalami gejolak, terutama menjelang bulan puasa. Komoditas seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih mengalami kenaikan harga, meskipun secara umum stok bahan pokok masih tersedia.

“Pemerintah telah melakukan berbagai langkah, termasuk operasi pasar melalui Bulog dan Food ID bekerja sama dengan Kantor Pos. Namun, yang menjadi perhatian utama masyarakat adalah ketersediaan beras SPHP seharga Rp11.000 per kilogram yang saat ini tidak ditemukan di pasaran,” ungkapnya.

Setelah melakukan pengecekan dengan pihak Bulog, Andreas menemukan bahwa beras SPHP untuk zona satu, termasuk wilayah Jawa, sementara ini tidak didistribusikan. Bulog saat ini tengah melakukan penyerapan gabah kering panen, sehingga yang beredar di pasaran adalah beras premium dengan harga Rp13.000 per kilogram.

“Ini menjadi persoalan karena dengan kondisi daya beli masyarakat yang sedang menurun, harga beras Rp11.000 per kilogram sangat dibutuhkan. Jika harga tetap di Rp13.000, tekanan inflasi akan semakin meningkat,” tegasnya.

Selain beras, Andreas juga menyoroti ketersediaan minyak goreng murah. “Minyak Kita harus tetap tersedia dengan harga yang wajar, karena ini menjadi patokan bagi masyarakat bawah,” tambahnya.

Ia meminta TPID dan pemerintah pusat untuk memastikan ketersediaan beras SPHP dan minyak goreng murah di zona satu. Andreas juga menekankan perlunya mekanisme pembelian yang lebih terkontrol agar tepat sasaran.

“Saat ini pembelian menggunakan KTP, tapi harus ada koordinasi lebih lanjut agar tidak ada pembelian berulang oleh kelompok tertentu. Jangan sampai niat baik ini justru tidak tepat sasaran,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu pembeli di operasi pasar, Rizki Amalia, mengaku membeli gula dengan harga lebih murah dibandingkan di pasar umum.

“Saya beli gula di sini karena lebih murah, kalau di luar harganya Rp17.500 per kilogram. Saya pakai sendiri di rumah, tidak dijual lagi. Kalau beli banyak bisa hemat Rp10.000,” tandas Riski Amelia.

Dalam rangkaian kunjungannya di Kota Malang, selain meninjau kesiapan operasi pasar di Kantor Pos, rencananya Andreas Eddy Susetyo akan berdialog dengan masyarakat, serta memantau program kemandirian ketahanan pangan di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60