Pendidikan

Kedokteran FIKKIA Unair Buka Peluang Karir Travel Medicine

11
×

Kedokteran FIKKIA Unair Buka Peluang Karir Travel Medicine

Sebarkan artikel ini
Travel medicine
Visualisasi Dokter Travel Medicine (Foto: palacegatepractice.com)

BERITABANGSA.ID,  SURABAYA – Travel medicine menjadi pilihan karir menarik bagi dokter yang memiliki minat di bidang kesehatan sekaligus hobi traveling.

Disiplin ilmu ini berfokus pada kesehatan wisatawan sebelum, selama, dan setelah perjalanan.

Program Studi Kedokteran Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (Unair) Banyuwangi turut membekali calon dokter dengan keterampilan khusus dalam bidang tersebut.

Ketua Program Studi Kedokteran FIKKIA, Muhammad Nazmuddin, mengungkapkan bahwa travel medicine membuka banyak peluang karir bagi dokter.

Seorang dokter dapat bekerja di klinik khusus vaksinasi dan travel medicine, rumah sakit dengan pelayanan kesehatan perjalanan, atau bahkan membuka praktik sendiri.

Selain itu, dokter di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) memiliki peran penting dalam pengawasan kesehatan pelaku perjalanan, termasuk vaksinasi, skrining penyakit menular, dan pengendalian wabah di terminal perjalanan internasional.

Industri pariwisata juga membuka kesempatan luas bagi dokter untuk bekerja di kapal pesiar, maskapai penerbangan, serta layanan kesehatan bagi jamaah haji dan umroh.

“Bagi calon dokter yang ingin menjadikan perjalanan sebagai bagian dari profesi mereka sekaligus berkontribusi dalam kesehatan global, travel medicine menawarkan pilihan karir yang menjanjikan dan penuh petualangan,” kata Muhammad Nazmuddin.

Selain prospek kerja yang luas, travel medicine juga menawarkan berbagai peluang studi lanjut dan sertifikasi.

Dokter dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang master atau PhD dalam bidang travel medicine atau kedokteran tropis.

Sertifikasi seperti Certificate in Travel Health (CTH) dari International Society of Travel Medicine (ISTM) dapat meningkatkan kredibilitas dokter di bidang tersebut.

“Bagi yang tertarik pada aspek spesifik perjalanan, sertifikasi dalam aviation medicine atau maritime medicine juga tersedia untuk mendukung karir di industri penerbangan atau kelautan,” ujar dokter Didin.

Selain pendidikan formal, riset di bidang travel medicine juga memiliki banyak peluang. Studi mengenai penyakit infeksi yang sering dialami pelaku perjalanan seperti malaria, demam berdarah, dan tuberkulosis menjadi perhatian utama.

Efek perjalanan jarak jauh terhadap kesehatan, seperti jet lag dan deep vein thrombosis, juga menjadi topik penting dalam penelitian travel medicine.

“Selain itu, tren wisata medis yang mencakup pasien yang bepergian untuk transplantasi organ atau fertilisasi in vitro (IVF) semakin berkembang dan membutuhkan perhatian khusus dari tenaga medis profesional,” tambahnya.

Unair Banyuwangi memiliki sumber daya akademik yang kuat untuk mendukung travel medicine.

Dengan dosen yang berpengalaman dalam kedokteran tropis, kesehatan lingkungan, epidemiologi, serta medis darurat, mahasiswa dapat memperoleh pemahaman mendalam tentang tantangan kesehatan dalam perjalanan.

Jejaring dengan industri pariwisata juga memungkinkan pengembangan layanan kesehatan perjalanan yang lebih luas.

Dokter Didin menyebut, dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan saat bepergian, travel medicine menjadi bidang yang terus berkembang dan menawarkan prospek karir yang menarik bagi para dokter di masa depan.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60