Pendidikan

Pukau, dan Penuh Makna, Melihat Teater Pelajar Smagajoe di Jombang

186
×

Pukau, dan Penuh Makna, Melihat Teater Pelajar Smagajoe di Jombang

Sebarkan artikel ini
Jombang
Tampak sejumlah pelajar saat menampilkan teater di Gedung Kesenian Jombang. Foto: Faiz Beritabangsa.id.

BERITABANGSA.ID, JOMBANG – Sabtu (22/2/2025) malam di jantung kota santri Jombang beriman, turun dengan tenang. Rintik hujan menyapu jalanan, menyisakan aroma tanah basah yang membawa ketenangan.

Kendati langit masih kelabu, tak cukup kuat memadamkan semangat ratusan orang yang melangkah menuju Gedung Kesenian Kabupaten Jombang. Bak ada sesuatu yang dinanti lebih dari sekadar hiburan, melainkan sebuah kisah yang siap dimainkan.

Di dalam gedung yang masih menyisakan kilau cat barunya, kursi-kursi terisi penuh. Wajah-wajah dari berbagai generasi duduk berdampingan, mata mereka tertuju ke panggung yang masih temaram. Sejenak, keheningan menyelimuti ruangan.

Rupanya para pelajar SMAN 3 Jombang yang tergabung dalam kelompok teater Smagajoe, mempersembahkan lakon bertajuk “Sir Versed” atau yang diterjemahkan secara puitis menjadi “Yang Ditinggalkan oleh Manisan dan Remah Roti di Meja Makan”. Judul yang tak biasa, seolah menyimpan teka-teki tentang relasi manusia beserta kenangannya.

Irena Anindita, sang pembawa acara, tampil anggun dalam balutan seragam merahnya. Senyum renyah perempuan akrab disapa Iren dalam menyapa, membawa kehangatan lalu disambut tepuk tangan dari penontonnya.

“Alhamdulillah lancar tadi dalam membawa acara ini. Sebab kami sebelumnya sudah mempersiapkan secara maksimal bagaimana agar membuat para penonton dengan suasana senang dan santai,” kata Irena saat ditemui usai acara.

Pantauan media ini, tirai panggung terangkat, alunan musik akustik mengalir hangat. Cahaya lampu berpendar, seperti kunang-kunang yang menari di atas dekorasi meja makan. Di situlah, sebelas aktor muda mulai menghidupkan peran masing-masing, membawa penonton menyelami kisah yang terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Adegan demi adegan mengalir, merangkai mozaik cerita tentang keluarga. Ada pengorbanan seorang ayah yang diam-diam menyimpan lelah demi masa depan anak-anaknya. Ada perselisihan yang menghangatkan emosi, perebutan harta yang menguji ikatan batin.

Namun, seperti halnya kehidupan, konflik tak pernah menjadi ujung cerita. Justru dari pecahan-pecahan itulah, para tokoh menemukan makna kebersamaan yang sempat terabaikan.

“Sangat bagus teaternya,” ujar Viola, salah satu penonton yang masih terhanyut usai pertunjukan.

“Banyak pesan bermakna di balik drama yang ditampilkan. Salah satu yang paling mengena bagi saya adalah bahwa dunia tidak akan berpihak pada orang yang lemah.” singkatnya.

Di balik panggung, Raisya Fania (17), salah satu pemeran, tampak tak mampu menyembunyikan harunya. Mata gadis itu berkaca-kaca, tapi bibirnya mengembang dalam senyum penuh kebanggaan.

“Yang pasti bangga banget. Penampilan tadi adalah buah dari kerja keras kami bersama. Saya belajar bahwa, sehebat apa pun perpecahan dalam keluarga, akan selalu ada celah untuk menyatukan kembali. Seperti adegan terakhir di meja makan tadi,” tutur Raisya di hadapan awak media.

Di sisi lain, Reryta Zalwa Af Idhata juga masih memeluk beberapa rekannya. Tangis harunya jatuh seketika yang kemudian diusap dengan sendirinya. Support dari teman-temannya terpantau tiada henti menghampirinya.

“Kalau soal grogi, pasti ada. Tapi semua teratasi berkat kekompakan kami. Saya benar-benar bersyukur, apalagi melihat antusiasme penonton yang luar biasa. Semoga ke depan, kami bisa terus berkarya dan berkembang lebih baik lagi,” katanya Reryta yang menyimpan penuh harap di benaknya.

Malam pun merangkak tua. Ketika tirai panggung akhirnya tertutup, Irena kembali tampil, menutup acara ucap kasih dan berswafoto bersama.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60