BERITABANGSA.ID, KEDIRI – Salah satu dapur dari program makan bergizi gratis (MBG) di Desa Tertek, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, mulai launching, Senin (17/2/2025).
Kepala SPPG menjelaskan, keterlambatan itu akibat dia belum menerima perintah secara langsung dari pihak badan gizi nasional (BGN) dengan segala acuannya.
“Kemarin belum ada juknis yang pasti dari BGN, maka dari itu launchingnya ditunda dan baru kali ini kami sempat melakukan running,” terang Alannadya Adila, kepala SPPG Desa Tertek, Senin (17/2/2025).
Dalam droping program MBG, kepala dapur SPPG Desa Tertek membagi sistem 2 shift dengan sejumlah cakupan 14 madrasah penerima manfaat yang tak melebihi dari 2,5 km secara bertahap dan berkelompok.
“Kalau pagi sekitar pukul 08:00 untuk MI dan SD kelas 1 sampai kelas 2 setingkat, sedangkan kelas 3 sampai SMA itu yang jam 09.30. Yang pasti tidak menggangu jam belajar para siswa,” ungkapnya.
Menu yang dicantumkan di awal running pelaksanaan program MBG meliputi nasi, semur daging, sayur oseng kacang, minuman susu dan juga buah jeruk.
Melalui mitra kerja BGN, Agus Yusron Ahmad, pengasuh di yayasan pesantren berbasis tahfidz Qur’an ini mengungkap, saat launching dihadiri oleh segenap Muspika Pare dan perwakilan madrasah di Desa Tertek.
Menurutnya, setelah mengalami mundur jadwal launching saat ini pihaknya merasa lega karena program MBG ini bisa berjalan.
“Ya karena kalau tidak jadi kan kasihan para calon penerima manfaat, terutama di Desa Tertek dengan total 14 madrasah dengan jumlah 3131 penerima,” ujarnya.
Dari total 3131 pelajar yang menjadi penerima manfaat itu, Yusron mengaku madrasah atau yayasan di lingkup Desa Tertek, yayasan Sunan Ampel Al-Muhsini memakai sarana 2 kendaraan sebagai sarana transportasi droping.
Sementara itu pihak Puskesmas Dinkes, di Desa Sidorejo, Kecamatan Pare, saat memeriksa kelayakan dapur SPPG Tertek, diterapkan ada petugas penjamah makanan yang telah bersertifikasi.
“Untuk dapur ini (Tertek) hari ini launching, jadi ada beberapa yang harus diperbaiki lagi. Secara umum sudah aman, tadi juga ada sekitar 37 penjamahan makanan, kira-kira 50% lebih sudah memiliki sertifikat penjamahan makanan,” kata Eri Eka, sanitarian Puskesmas Desa Sidorejo.
Dia mengimbau seluruh juru masak untuk tetap menjaga kebersihan bahan baku hingga proses pendistribusian ke yayasan-yayasan yang ada.
“Dari hasil inspeksi kesehatan lingkungan (IKL) kami yang membutuhkan pemantauan semisal penggunaan alat pelindung diri (APD) dan kepatuhan cuci tangan pada penjamahan makanan, ini harus dipantau terus-menerus, karena ini merupakan titik critical control point yang harua dipatuhi oleh seluruh penjamah,” ujarnya.
Bukan hanya itu, dia menyarankan penyediaan tempat sampah serta kantung plastik agar lebih mudah dalam proses pengangkutan dan saat diangkut tidak berceceran.
Hal itu semua mengingat bukan hanya satu atau dua orang saja yang mengkonsumsi makanan itu, melainkan ribuan pelajar penerima manfaat sehingga mencegah kejadian luar biasa (KLB).
“Ini berlaku kepada seluruh dapur SPPG yang ada, jadi penekanan ini bukan hanya di dapur SPPG Desa Tertek,” terang Eri Eka.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id