BERITABANGSA.ID, LUMAJANG – Lembaga Lumajang Bergerak Satu Indonesia (LBSI) menginvestigasi dugaan penggelapan hibah ternak di kelompok masyarakat (Pokmas) Bumi Semeru Damai (BSD), Kecamatan Candipuro, Lumajang, Rabu (5/2/2025).
Investigasi dilakukan terkait laporan dari masyarakat dugaan ketidaksesuaian distribusi hibah ternak, baik dari Darut Tauhid (DT) Peduli maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Program hibah 100 ekor domba dari DT Peduli untuk membantu pemulihan ekonomi warga terdampak erupsi Gunung Semeru dinilai gagal karena dari 100 ekor yang diterima, ada 40 lebih diambil oleh pedagang kambing.
Penyebabnya, vendor pemenang, Faisol dari Kota Probolinggo, tidak membayar uang pembelian kambing ke pedagang, meski pihak DT Peduli sudah melunasi pembayaran.
Selain hibah dari DT Peduli, BNPB juga menyalurkan 70 ekor domba dengan pendampingan dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Domba itu dibagikan kepada dua kelompok ternak, yaitu Kelompok Ternak Jaya yang dipimpin oleh Lamsino dan Kelompok Ternak Unggul yang dipimpin oleh Nur Samsi.
Dari total 70 ekor, tiap anggota kelompok mendapatkan 3 ekor untuk dirawat. Namun, 10 ekor lain justru diserahkan kepada mantan Kepala Desa (Kades) Sumbermujur, Safi’i, dengan alasan untuk mengurangi beban pengelolaan dua kelompok.
Di lapangan terjadi simpang siur, sehingga LBSI Lumajang mengklarifikasi kebenaran dugaan penggelapan ini.
Hasyim, anggota LBSI, menegaskan akan mengumpulkan bukti dan memastikan transparansi program hibah ini. Jika ditemukan unsur tindak pidana, mereka tidak akan ragu melaporkan kasus ini ke aparat.
“Kami ingin pastikan bantuan ini benar-benar bermanfaat bagi warga terdampak. Jika ada penyimpangan, kami akan segera melaporkannya ke pihak berwenang,” tegasnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id.