Bagi Ketua KTNA Jawa Timur, Sumrambah, perjanjian ini adalah angin segar bagi para petani. Jakarta, dengan segala kebutuhan pangannya, selama ini banyak bergantung pada suplai dari Jawa Timur.
Kini, kemitraan yang lebih terstruktur dan terencana diharapkan mampu memberikan jaminan pasar yang lebih stabil bagi para petani dan peternak.
“Dari paparan tadi jelas bahwa beras, telur, dan kebutuhan pangan lainnya di Jakarta banyak berasal dari Jawa Timur. Dengan kerja sama ini, harapannya bukan hanya Jakarta yang diuntungkan, tapi juga petani dan peternak kita yang kini punya kepastian pasar,” ujarnya dengan penuh semangat.
Sebagai seorang putra daerah dari Jombang, Sumrambah memahami betul bagaimana kerja keras petani harus dihargai dengan kepastian. Bukan hanya tentang produksi, tapi juga bagaimana hasil panen mereka bisa terserap dengan harga yang layak.
“Yang terpenting adalah kerja sama ini bisa berjalan dengan lancar. Kita harus saling mendukung, karena ketahanan pangan ini bukan hanya soal produksi, tapi juga kesejahteraan petani,” pungkasnya.
Dalam agenda besar ini, tak hanya satu, tapi tiga kesepakatan strategis diteken antara Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Jawa Timur:
1. Penandatanganan Adendum Kesepakatan Bersama oleh Pj Gubernur DKI Jakarta dan Pj Gubernur Jawa Timur.
2. Perjanjian kerjasana pengembangan sektor peternakan dan kesehatan hewan, yang melibatkan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta serta Dinas Peternakan Jawa Timur.
3. MoU dan perjanjian standby buyer/contract farming, yang mempertemukan PT Food Station Tjipinang Jaya (Perseroda) dengan BUMD Graha Utama, UD Sahabat Tani, dan KTNA.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id