Sementara itu, Plt Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Hendri Widotono mengatakan pemerintah pusat melalui provinsi mengucur bantuan ke Pemkab Bondowoso berupa vaksin sebanyak 3.525 dosis. Namun tidak ada bantuan untuk biayai peralatan.
“Jadi diserahkan murni vaksin ke kita. Sementara kita belum menganggarkan itu,” kata dia.
Bantuan vaksin tersebut merupakan bantuan tahap awal yang nantinya akan ada tahap kedua.
Ia mengaku, jika pihaknya mengajukan bantuan vaksin sebanyak 2/3 persen dari jumlah ternak di Kabupaten Bondowoso. “Yang tercatat ada 2.240 populasi ternak sapi,”ujarnya.
Adapun yang diperlukan untuk vaksinasi seperti diantaranya adalah APD, operasional dan lainnya. Namun pihaknya berkomitmen agar secepatnya melakukan pelaksanaan vaksinasi dengan menyesuaikan lokasi tertinggi kasus PMK nya.
“Sesuai dengan kasus PMK nya, yang tertinggi di Cermee, kedua Prajekan, terus Botolinggo, Maesan. Nah itu otomatis kita perhatian utama,”imbuhnya.
Sedangkan dikonfirmasi terkait penutupan pasar hewan, Hendri mengaku jika hal itu merupakan kebijakan Pejabat Otoriter Veteriner (POV). Sedangkan di Bondowoso sendiri untuk kasus PMK terbilang rendah.
“Tingkat kematian kita masih kecil, dari sekian ratusan itu yang mati itu hanya tiga ekor sampai sekarang. Kesimpulannya adalah vaksinasi tahun 2022 sukses,”paparnya.
Menurut ia, banyak sapi yang sakit merupakan dari daerah luar Kabupaten Bondowoso. Akan hal itu, guna mengantisipasi tertularnya PMK ini pihaknya berencana akan mengambil langkah preventif.
Namun pihaknya masih akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait. “Kewenangannya kan ada di Dishub, juga Diskoperindag yang menangani pasarnya,” pungkasnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id