BERITABANGSA.ID, BOJONEGORO – Anggota DPRD Bojonegoro melakukan sidak ke lokasi pabrik pengolahan tembakau PT Sata Tac Indonesia di Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, usai diprotes warga karena bau.
Banyaknya laporan yang masuk ke anggota DPRD Bojonegoro, membuat pimpinan DPRD, Mitroatin dan komisi A mendatangi lokasi pabrik guna mengecek kebenaran keluhan warga tersebut.
Kedatangan para anggota DPRD yang diikuti oleh awak media sempat ricuh, karena para awak media dihalang-halangi meliput oleh sekuriti.
Terjadi perdebatan yang sangat alot hingga anggota DPRD Bojonegoro meminta perwakilan media untuk mendamping kegiatan sidak.
Pimpinan DPRD Bojonegoro Faksi Golkar Mitroatin, di dalam kantor Sata Tac Indonesia, menjelaskan maksud dan tujuannya adalah menyampaikan keluh kesah warga, khususnya dua sekolah yang berdampingan dengan lokasi pabrik.
Dia mempertanyakan izin pabrik dan ternyata pihak pabrik belum bisa menunjukan dengan alasan perizinan UKL-UPL masih dalam proses.
“Kami hadir di sini menindaklanjuti laporan masyarakat dari dampak bau yang menyengat, juga menanyakan bagaimana solusi pihak pabrik agar dampaknya tidak merugikan lingkungan khususnya anak-anak yang bersekolah,” terangnya.
Mitroatin mengatakan keberadaan pabrik di Bojonegoro sangat baik. Diia mengapresiasi investor untuk itu. Tapi dia berharap diimbangi dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku dan memikirkan dampak positif maupun negatif terhadap lingkungan.
“Jangan sampai adanya pabrik ini berdampak negatif terhadap lingkungan apa lagi sudah ada laporan warga yang masuk rumah sakit, anak-anak sekolah dipulangkan, dan setelah kami datang kesini kami lihat memang adanga bau yang menyengat serta, adanya perizinan yang belum diselesaikan,” ungkap pimpinan DPRD.
Anggota DPRD Komisi A Sudjono, juga menambahkan setelah dia mengecek lapangan jelas itu ada dampak pada lembaga SD Negeri Sukowati serta TK yang perdampingan langsung dengan pabrik.
“Di sana itukan banyak anak-anak kecil, hingga bapak dan ibu gurunya pasti mempunyai rasa ketakutan dengan kesehatan. Kami juga mengarahkan kepada pihak perusahan agar cerobongnya dipindah yang ke belakang agar tidak terlalu dekat dan itu juga terlihat kurang tinggi,” tuturnya.
Para anggota DPRD berharap dan memberikan waktu untuk bisa bertemu dengan pemilik perusahan dan duduk bersama untuk mencari solusi agar tidak ada yang dirugikan.
Di sisi lain, manajemen pabrik Nur Hidayat mengungkapkan bahwa sudah pernah melakukan tiga kali mediasi dengan warga dan pihak sekolah yang berdampak.
Dia berdalil pabrik telah memberikan kompensasi kepada pihak sekolah, sesuai permintaan sekolah seperti kipas angin bahkan siap memberikan AC.
Pabrik yang terhitung masih baru oleh sebab itu semua perizinan masih dalam proses. Akan tetapi, saat ditanya jika pihak sekolah belum mendapatkan apa yang disebutkan oleh pihak manajemen.
“Itu memang dari pihak sekolah belum menerima surat permohonan terkait itu, nanti kalau kita memberikan langsung nanti pihak sekolah bilang kalau mereka tidak minta,” ucapnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id