BERITABANGSA.ID, JOMBANG – Harga cabai rawit, komoditi primadona dapur itu kini meroket. Pedas sesuai rasanya. Harga melambung, menguras kocek ibu-ibu rumah tangga.
Di Pasar Citra Niaga Kabupaten Jombang, harga cabai rawit mencapai Rp75 hingga 80.000 perkilogramnya.
Fenomena ini memantik keprihatinan dan empati Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Timur, Sumrambah.
Dia menyoroti bagaimana musim penghujan selalu menjadi momok bagi para petani cabai.
“Ini kan musim penghujan. Saat seperti ini, tanaman cabai rentan mengalami kerusakan karena terjadi water logging, atau kondisi ketika tanah terlalu jenuh oleh air,” ujar Sumrambah, Sabtu (4/1/2025) siang.
Ia menjelaskan saat tanah terlalu banyak menyerap air, akar tanaman kesulitan mendapatkan nutrisi. Alhasil, banyak tanaman yang membusuk sebelum sempat dipanen.
“Inilah yang menjadi salah satu biang keladi melambungnya harga cabai di pasaran,” katanya.
Fenomena yang Selalu Berulang
Menurut Sumrambah, lonjakan harga cabai akibat musim hujan sebenarnya bukan hal baru. Setiap tahun, peristiwa serupa selalu terjadi. Sayangnya, belum ada langkah konkret dari pemerintah untuk mengantisipasi hal ini.
“Seharusnya ada inovasi dari pemerintah. Misalnya, bagaimana saat panen raya cabai ada proses pengolahan. Cabai bisa dikeringkan, diolah agar tidak bergantung sepenuhnya pada kondisi cuaca,” tuturnya.