Terkini

Wabah PMK Merebak di Mojokerto, Peternak Rugi Besar

28
×

Wabah PMK Merebak di Mojokerto, Peternak Rugi Besar

Sebarkan artikel ini
PMK
Peternak sapi resah adanya fenomena wabah PMK.

BERITABANGSA.ID, MOJOKERTO – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali merebak di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Sejak awal Desember 2024, PMK dilaporkan telah menjangkiti ratusan sapi di 16 kecamatan, menyebabkan 14 ekor mati.

Kasus ini membuat tekanan besar bagi para peternak, terutama mereka yang menjalankan usaha peternakan skala kecil.

Imam Masud (53), peternak sapi di Desa Sambiroto, Kecamatan Sooko, mengungkapkan wabah PMK sangat merugikan masyarakat, khususnya peternak kecil yang memiliki 1-2 ekor sapi.

Dia menjelaskan sapi sering dianggap sebagai bentuk investasi atau tabungan keluarga, banyak harapan warga pupus karena sapi-sapi mereka mati akibat infeksi.

“PMK sangat merugikan, terutama bagi peternak skala kecil. Ketika satu-satunya sapi yang mereka miliki terkena wabah, harapan dan tabungan mereka habis,” ungkap Imam, Rabu (1/1/2025).

Penanganan Dilakukan Peternak

Imam memiliki 7 ekor sapi, satu ekor mati akibat PMK. Meski begitu, ia bersyukur beberapa sapi yang terpapar berhasil disembuhkan. Dan tahun ini PMK relatif lebih ringan dibandingkan wabah 2022.

“PMK kali ini lebih terkendali karena sebagian besar sapi sudah divaksin. Dengan vaksinasi, Insya Allah sapi yang sudah terlindungi aman,” katanya.

Imam juga menegaskan pencegahan, berupa tidak mendatangkan sapi baru dari luar daerah akan menekan risiko penyebaran.

Peternakannya, yang merawat hingga 200 ekor sapi dengan berbagai jenis seperti Friesian Holstein (FH), Limousin, Brahman, dan Simmental, menjadi fokus perhatian pemerintah daerah.

Dia mencatat sapi jenis Limousin dan Simmental paling sering terjangkit PMK, khususnya jika belum menerima vaksin.

Pemkab Mojokerto Intensifkan Penanganan

Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto dengan cepat memeriksa peternakan di Desa Sambiroto, Selasa (31/12/2024).

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Tutik Suryaningdyah, menjelaskan 7 kasus ditemukan di sana, terdiri atas 6 sapi yang sakit dan satu yang mati.

“Kondisi terkini menunjukkan PMK telah menyebar di 16 dari 18 kecamatan di Kabupaten Mojokerto, dengan Kecamatan Kutorejo paling terdampak, ada 58 kasus,” ujar Tutik.

Berikut Sebaran Kasus PMK per kecamatan:

Kecamatan Kutorejo: 58 kasus, Pacet: 33 kasus, Jetis: 25 kasus, Puri: 20 kasus, Gedeg: 18 kasus, Jatirejo dan Trawas: Masing-masing 15 kasus, Dlanggu: 14 kasus, Mojoanyar: 13 kasus, Dawarblandong: 8 kasus, Mojosari: 4 kasus, Pungging: 3 kasus.

Secara total, terdapat 247 kasus PMK di wilayah ini, dengan rincian 226 sapi sakit, 14 mati, dan 9 sapi harus dipotong paksa.

Harapan Peternak

Imam dan peternak lainnya berharap agar pemerintah daerah terus mengintensifkan vaksinasi untuk mengatasi wabah PMK.

“Vaksinasi yang masif dan penanganan cepat sangat penting untuk melindungi sapi-sapi kami dan meminimalisasi kerugian yang diderita peternak,” tegas Imam.

Di sisi lain Pemda terus bekerja keras untuk menekan penyebaran wabah ini dengan mengintensifkan vaksinasi dan pelayanan kesehatan hewan di seluruh kecamatan terdampak.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60