BERITABANGSA.ID, MADIUN – Direktur Teknik (Dirtek) Perumda Air Minum Tirta Taman Sari, Tarmiyono, mengakui meter air ke pelanggan tidak dilakukan tera ulang.
Ditemui di kantornya, Jumat (20/12/2024), Tarmiyono mengatakan prosedur pelaksanaan tera meter air di Badan Metrologi Kota Kediri terlalu rumit, tidak efektif serta efisien.
Menurutnya, Perumda Tirta Taman Sari, adalah perusahaan air minum daerah Kota Madiun ini yang berorientasi pada margin benefit bagi perusahaan maupun daerah.
“Kita memang tidak melakukan tera ulang pada meter air, karena prosedurnya sangat rumit. Selain tidak efektif, juga tidak efisien. Kita ini perusahaan yang harus memikirkan keuntungan juga,” jelas Tarmiyono, Jumat (20/12/24).
Namun, sebagai gantinya, PDAM Kota Madiun melakukan penggantian pada meter air di pelanggan yang telah rusak.
Meter air baru yang menjadi pengganti meter air rusak maupun lama dipastikan telah melalui proses tera meter air yang validasinya berlaku selama 5 tahun.
Terdapat dua jenis penggantian meter air baru yakni berdasarkan data pelanggan, serta akibat kejadian insidentil atau kerusakan.
“Jadi meter air yang seharusnya kita tera ulang tidak kita lakukan tapi kami ganti dengan yang baru yang sudah ditera oleh Metrologi Legal,” lanjutnya.
Menurutnya, proses pengajuan dan penanganan tera ulang tidak efektif karena secara teknis membutuhkan waktu panjang dan biaya yang banyak.
“Alat meter air harus kita bawa ke Kediri, setelah itu kita harus mengganti dengan meter air pengganti. Kalau metrologi Legal ada alat untuk bisa melakukan tera ulang dengan mendatangi pelanggan, itu akan kami pertimbangkan,” pungkasnya.
Pernyataan Tarmiyono, ini sekaligus menjawab tudingan dari Badan Metrologi Legal Dinas Perdagangan Kota Kediri tentang polemik tera ulang meter air yang tidak dilakukan oleh PDAM Kota Madiun Tirta Taman Sari.
Diberitakan sebelumnya, banyak keluhan pelanggan terkait tagihan rekening air melonjak. Faktanya tidak ada tera ulang tapi diganti meteran baru.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id
