BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Acara parenting bertajuk “Sinergi Bijak, Mendidik Gen Z Berakhlak dan Berprestasi” yang diselenggarakan oleh SD Khadijah 3, di Gedung LPSP Unes, Kampus Lidah Wetan, Surabaya, menghadirkan pembicara inspiratif, Shahnaz Haque, Minggu, (8/12/2024).
Dalam acara ini, Shahnaz berbagi wawasan mendalam tentang tantangan mendidik anak-anak Gen Z di tengah perubahan cepat dan kompleksitas zaman.
Shahnaz menekankan pentingnya membangun kebiasaan positif pada anak melalui metode sederhana seperti mencatat secara manual.
“Di Finlandia, anak-anak cenderung menulis dengan tangan. Metode ini terbukti efektif karena membantu informasi ‘nyangkut’ di otak. Sebaliknya, mengetik hanya membuat informasi masuk tetapi tidak benar-benar dipahami,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa teknologi modern sering kali terlalu diutamakan, padahal alat-alat sederhana dapat lebih efektif untuk meningkatkan daya serap belajar anak.
Dalam acara ini, Shahnaz memberikan apresiasi kepada guru yang ia sebut sebagai pendidik sejati.
“Guru bukan sekadar pengajar, tetapi pendidik yang memiliki tanggung jawab membimbing karakter anak. Untuk mencetak generasi yang berprestasi dan berakhlak, pendidik harus menanamkan kebiasaan baik melalui contoh nyata,” ujarnya.
Shahnaz juga mengingatkan bahwa anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat dibandingkan apa yang mereka dengar.
“Children see, children do. Apa yang kita lakukan akan menjadi teladan bagi mereka. Maka, penting untuk menunjukkan konsistensi antara ucapan dan tindakan,” tambahnya.
Mempersiapkan Anak Menghadapi Era VUCA
Tema acara ini sejalan dengan tantangan yang dihadapi oleh generasi saat ini, yang hidup dalam dunia volatile (cepat berubah), uncertain (tidak pasti), complex (kompleks), dan ambiguous (ambigu).
Menurut Shahnaz, menghadapi era VUCA membutuhkan pola pikir yang terbuka (growth mindset), serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.
“Gen Z menghadapi lingkungan yang penuh ketidakpastian dan perubahan cepat. Mereka membutuhkan bekal tidak hanya dari pendidikan formal tetapi juga dari pengalaman hidup yang membangun intuisi dan kecerdasan emosional,” katanya.
