Pemuda

GEC 2024 ITS, Mahasiswa Teknik Sipil Adu Terampil Rancang MSE Wall

26
×

GEC 2024 ITS, Mahasiswa Teknik Sipil Adu Terampil Rancang MSE Wall

Sebarkan artikel ini

BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Sebanyak 44 tim mahasiswa teknik sipil dari 21 perguruan tinggi di Indonesia berkompetisi dalam Geotechnical Engineering Competition (GEC) 2024 yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (HMTS ITS) Surabaya.

Kompetisi ini menjadi ajang unjuk kebolehan dalam merancang prototipe mechanically stabilized earth (MSE Wall) atau dinding penahan tanah dengan bahan geosintetik, yang berfungsi sebagai solusi untuk mencegah tanah longsor di daerah lereng rawan.

Kompetisi yang telah berlangsung sejak 2014 ini mendapatkan dukungan penuh dari Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) dan sponsor utama PT Teknindo Geosistem Unggul.

GEC 2024 menarik lebih dari 100 peserta, dengan tujuan untuk melatih kemampuan analisis struktur tanah dan keterampilan rancang bangun dinding penahan tanah secara efisien.

Ketua Dewan Juri GEC 2024, Wahyu P Kuswanda, menjelaskan bahwa MSE Wall memungkinkan pembangunan lereng tegak dengan optimal.

“Dengan metode ini, lahan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Tidak seperti lereng landai yang memakan banyak ruang, lereng tegak dengan MSE Wall memberikan efisiensi penggunaan lahan,” jelas Wahyu.

Ia juga menambahkan bahwa geosintetik seperti geogrid dan geostrap adalah bahan utama dalam pembuatan prototipe tersebut.

Teknologi ini dapat membantu menahan massa tanah secara efektif di daerah dengan potensi longsor tinggi.

CEO PT Teknindo Geosistem Unggul, yang juga menjadi salah satu pendukung acara, mengatakan bahwa kompetisi ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar cermat dalam menghitung dan menganalisis struktur tanah.

“Harapannya, teknologi ini dapat diimplementasikan di dataran tinggi untuk meminimalisasi risiko longsor,” ujarnya.

Ketua panitia GEC 2024, Hana Nadifa, menyampaikan bahwa peserta ditantang untuk membangun prototipe MSE Wall dari bahan sederhana seperti kertas karton.

Struktur tersebut diharuskan mampu menahan beban lebih dari 50 kilogram, dengan penggunaan bahan seminimal mungkin.

“Penilaian mencakup dua aspek, yaitu desain awal yang dipresentasikan di depan dewan juri, serta uji kekuatan prototipe. Ada tim yang mampu menahan beban hingga 75 kilogram dengan desain yang hampir vertikal,” jelas Hana.

Muhammad Ihsan Ekatama, peserta dari Universitas Brawijaya Malang, membagikan pengalamannya.

“Kami sudah melakukan 18 kali percobaan untuk mempersiapkan diri. Tantangannya adalah spesifikasi tahun ini yang berbeda dari sebelumnya. Namun, kami yakin prototipe kami bisa menahan hingga 90 kilogram,” ungkapnya.

Sebagai salah satu kompetisi geoteknik terbesar di Indonesia, GEC 2024 bertujuan tidak hanya untuk menantang kreativitas mahasiswa, tetapi juga untuk mendorong inovasi teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Dengan dukungan dari akademisi dan praktisi, GEC 2024 diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk solusi infrastruktur berkelanjutan di masa depan.

Kehadiran kompetisi seperti GEC menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara pendidikan dan industri dapat melahirkan inovasi yang relevan untuk menjawab tantangan di lapangan.

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60