Kesehatan

Mahasiswa Keperawatan Unmuh Jember Beri Literasi Gizi di Desa Stunting

32
×

Mahasiswa Keperawatan Unmuh Jember Beri Literasi Gizi di Desa Stunting

Sebarkan artikel ini
Unmuh Jember
Lomba lari balon yang diikuti anak-anak di Desa Pakis, untuk mengukur motoriknya.

Angka Stunting di Desa Pakis Terus Menurun

Kepala Desa Pakis, Zaini menyatakan, angka stunting di desanya menurun dari tahun ke tahun. Dia menyebut pada 2021 ada 60 warganya yang stunting, kemudian 2022-2023 menurun di angka 52, kemudian 2024 menurun di angka 42.

Zaini menyebut tren penurunan stunting itu merupakan hasil kerja bersama lintas sektor, dari perangkat desa, babinsa, bhabinkamtibmas, kader posyandu dan dibantu oleh akademisi.

“Dan alhamdulillah dengan adanya adik-adik mahasiswa di sini memberi dampak positif, angka stunting terus menurun dan saya menargetkan akhir 2025 Desa Pakis bisa zero stunting,” ujar Zaini.

Di samping itu, atas pemaparan para mahasiswa mengenai manfaat daun kelor, Zaini langsung menanam pohon kelor di halaman Kantor Desa Pakis.

“Selama ini masyarakat kami meremehkan daun kelor, dan ternyata daun kelor itu manfaatnya besar seperti yang disampaikan adik-adik mahasiswa, sehingga kami pihak desa langsung menyosialisasikan kepada warga dan kami juga menanam pohon kelor di sini,” lanjutnya.

Sementara itu, Kader Posyandu Desa Pakis, Sani berterima kasih kepada para mahasiswa keperawatan Unmuh Jember. Ia mengaku mendapatkan banyak ilmu baru, salah satunya soal manfaat dari daun kelor.

“Masakan dari daun kelor itu juga diajarkan mahasiswa, jadi tidak hanya dibuat sayur bening, tapi juga bisa jadi beragam makanan lainnya sehingga diharapkan anak itu tidak bosan,” kata Sani

Selain itu ia mengungkapkan, yang menjadi pekerjaan rumah (PR) terkait stunting di desanya yakni pola asuh orangtua terhadap anaknya.

“Pola asuhnya yang salah, misal anaknya itu diberikan makanan yang tidak sehat, dibiarkan banyak mengonsumsi jajanan instan, saat kami melakukan edukasi itu para orangtua nurut, iya-iya, setelah sampai di rumah, apa yang kami arahkan dalam edukasi itu tidak dilaksanakan, pokoknya anaknya diam, tidak nangis, akhirnya menuruti kemauan anak pingin jajanan instan itu,” jelas Sani.

Di samping itu, menurut Sani, masyarakat di desanya masih lebih merasa nyaman dengan buang air besar di sungai, atau pun di irigasi sehingga berdampak juga pada stunting.

“Sebenarnya bisa diubah (kebiasaan) itu dengan pelan-pelan, tidak bisa instan. Di samping itu, pihak Pemdes Pakis juga sudah membuat jamban di banyak titik,” pungkas Sani, yang telah menjadi kader Posyandu sejak 2001 ini.

Untuk diketahui, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam kelompok praktik profesi ners di Desa Pakis di antaranya, Muhammad Andi, Dyah Ayu Noer Fadila, Afina Ahmad, Essha Amanda Yudhistira, Nuril Alifia Damayanti, Savira Nurfitasari dan Silvia Margareta.

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60