BERITABANGSA.ID, LUMAJANG – Kesehatan mental memengaruhi produktivitas pekerja. Sedangkan hubungan itu dipengaruhi banyak faktor.
“Pertama stres, beban dan lingkungan kerja tinggi,” ujar Pengawas Ketenagakerjaan Ahli Madya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jatim, Sugeng Widodo, Selasa (29/10/2024).
Demikian dikatakan Sugeng dalam acara workshop yang membahas produktivitas kerja di salah satu hotel di Lumajang.
Dalam workshop itu terungkap bahwa pekerja yang stress akan menurunkan fokus dan motivasi sehingga produktivitas menurun.
Apalagi di lingkungan kerja yang toksik akan berdampak besar menurunkan produktivitas.
Guna mencegah stress pekerja dibutuhkan dukungan sosial.
“Baik dari rekan atau atasan, dukungan itu bikin pekerja nyaman dan memacu produktivitasnya,” tegasnya.
Ada beberapa pekerja yang bisa memiliki kemampuan mengelola stres, sehingga mereka bisa menyelesaikan secara mandiri.
Kemampuan itu diperoleh dari kesempatan diberikannya pelatihan, dan belajar. Sehingga mereka jadi percaya diri dan ikut memiliki.
“Faktor lain itu adalah kesehatan fisik pekerja. Karena dalam fisik sehat, mentalnya akan sehat,” sergahnya.
Lingkungan kerja yang baik itu, indikatornya ada budaya apresiasi dan penghargaan pekerjaan guna memotivasi semangat kerja.
Hasil penelitian akademisi STIE Bina Bangsa Banten 2017, kata Sugeng, di industri manufaktur. Produktivitas pekerja tergantung sejauh mana stres kerja.
“Sekitar 63 persen adalah stres kerja atau beban kerja dan sekitar 37 persen faktor lain,” beber Sugeng.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Lumajang, dr Rosyidah, mengatakan untuk menjaga kesehatan mental pekerja butuh pendekatan yang holistik dan sistematis.
Salah satu caranya yakni menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
“Pastikan lingkungan kerja sehat, yang menjamin kolaborasi dan komunikasi yang baik, kurangi elemen toksik pemicu stress,” terangnya.
Kedua, menyediakan dukungan akses layanan konseling atau psikologis secara rutin.
“Agar ada keseimbangan kerja-hidup. Ditambah kebijakan fleksibel waktu kerja dan cuti secara teratur,” jelasnya.
Dengan pelatihan manajemen stres akan dapat meringankan beban kerja.
Ditambah program olahraga atau kebugaran fisik, seperti yoga dapat memperkuat hubungan interaksi sosial.
Terakhir, keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan.
“Dengan cara ini, karyawan akan punya rasa memiliki. Kesehatan mental karyawan naik. Dan pada gilirannya produktivitas naik,” pungkasnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id