BERITABANGSA.ID, KOTA BATU– Sektor pariwisata ibarat sebuah ‘nyawa’ yang menggerakkan roda perekonomian Kota Batu.
Pesatnya kunjungan wisatawan mencapai 10 juta wisatawan per tahun, menjadi peluang mengembangkan desa wisata di Kota Batu.
Karena hal itu berpotensi besar untuk menumbuhkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Jika pengelolaan desa wisata tidak digarap optimal dan berjalan parsial, pupuslah harapan.
Faktanya, laju pertumbuhan desa wisata masih timpang. Hanya beberapa desa saja yang mampu, selebihnya menapak.
Peran Pemda mutlak dilakukan melalui intervensi kebijakan, terutama aspek pendampingan dan kesempatan akses SDM. Agar tidak menimbulkan gesekan akibat persaingan antar desa wisata.
Cawali Kota Batu nomor 3, Kris Dayanti (KD) berkomitmen merangkul 24 desa/kelurahan di Kota Batu untuk pemerataan pemajuan desa wisata.
“Supaya kesenjangan laju pengembangan desa wisata dipersempit,” ujar KD.
Lebih lanjut, KD melihat pentingnya integrasi pertanian dan pelestarian lingkungan dalam memajukan desa wisata. Termasuk kolaborasi antarlini melibatkan peran pemerintah kota, Pemdes, masyarakat hingga investor.
“Langkah ini akan dapat mengeksplorasi potensi-potensi berbasis karakteristik wilayah dan memunculkan keunikan sebagai magnet menarik wisatawan,” tegasnya.
“Seperti di Gunungsari ada sentra bunga Mawar. Hal itu bisa diperluas tampil di kancah mancanegara,” ujar kandidat, yang diusung koalisi PDIP dan NasDem itu.
Tak kalah pentingnya mengenai promosi desa/kelurahan wisata di Kota Batu, harus lebih gencar dibuat event promosi daya tarik potensi desa wisata.
“Kunjungan akan meningkat,” ujarnya.https://beritabangsa.id/
Diakui bahwa modal desa wisata di Kota Batu memiliki keunikan tersendiri ditambah pula landscape alam yang menawan.
“Seperti di Desa Bumiaji lekat dengan wisata berbasis pertanian atau Desa Junrejo dikenal brand wisata edukatif. Kami akan rangkul seluruh Kades agar meng-upgrade daya tarik berbasis potensi lokal desa. Pastinya wisatawan akan tertarik datang karena ada konsep menarik yang ditampilkan,” ujar KD.
Pasangan KD di Pilkada Batu 2024, Kresna Dewanata Prosakh mengatakan, pasangan KriDa (Kris Dayanti-Kresna Dewanata Prosakh) akan melakukan pemetaan guna mengidentifikasi potensi di setiap desa.
Dari situ muncul keunikan yang beragam dan akan diklasterisasi secara spesifik. Jadi tidak ada kesamaan dari 24 desa/kelurahan di Kota Batu ini.
Nantinya bisa spesifik, tiap desa punya klaster. Semisal wisata pertanian, wisata bunga, ada wisata batik.
“Jangan lupa personal branding Bu KD, dengan 8 juta follower-nya gampamg sekali memasarkan desa wisata di Kota Batu. Apalagi kami dulu duduk di kursi DPR RI, punya banyak koneksi yang bisa ditarik ke Kota Batu,” ujar Dewa.
Lebih lanjut, menggabungkan sektor pertanian, pariwisata dan pelestarian lingkungan, jika digarao komprehensif dan tidak parsial maka akan berhasil.
Pastinya dukungan anggaran yang cukup sangat mudah mengembangkan desa wisata. Baik melalui, DD/ADD maupun melalui pemanfaatan dana tanggung jawab sosial (CSR).
Apalagi untuk membawa pariwisata Kota Batu mendunia, semua aspek harus diintegrasikan antara pariwisata, pertanian dan pelestarian lingkungan
“Maka unsur utama yang perlu dipertegas adalah itu. Kemudian unsur pertanian juga harus sukses, persoalan sampah cepat ditangani. Karena begini, untuk jadi eco tourism, harus didukung pula dengan tata kekola sampah secara optimal,” papar Dewa.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id