Namun, suasana studio semakin memanas ketika beberapa pendukung paslon Karna-Khoirani yang berada di dalam studio berteriak-teriak, mengganggu jalannya acara.
Situasi yang semakin tak terkendali mendorong kru penyelenggara untuk menghentikan segmen kelima dan langsung melanjutkan ke sesi penutup untuk menjaga kondisi tetap aman.

Di luar gedung JTV, ketegangan antara pendukung kedua paslon juga hampir berujung bentrokan. Beruntung, aparat kepolisian yang berjaga mampu meredakan situasi sehingga bentrokan lebih lanjut bisa dihindari.
Karna Suswandi, meskipun berstatus tersangka, tetap maju sebagai calon Bupati Situbondo dengan didukung oleh koalisi besar, di antaranya Partai Gerindra, Demokrat, Perindo, Gelora, PAN, PBB, Garuda, dan PKS.
Karna berkomitmen menjalankan kampanye dengan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah meskipun proses hukum terhadap dirinya masih berlangsung.
Kericuhan yang terjadi dalam debat ini menjadi sorotan publik serta membuka diskusi lebih luas mengenai etika dan aturan dalam pelaksanaan pilkada.
Kedua paslon diharapkan mampu mengendalikan pendukung masing-masing agar pemilu di Situbondo dapat berlangsung dengan aman dan damai.
Pihak kepolisian dan penyelenggara Pilkada juga diimbau untuk memperketat pengawasan serta pengamanan dalam tahapan pilkada berikutnya.
Pemilu kali ini menunjukkan pentingnya transparansi dan komitmen terhadap pemerintahan yang bersih, terutama ketika calon kepala daerah menghadapi kasus hukum.
Salah satu warga Situbondo, berinisial Has, menyampaikan harapannya, agar pelaksanaan Pilkada di Situbondo dapat berlangsung damai dan menghasilkan pemimpin yang amanah serta mampu memajukan daerah.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id