BERITABANGSA.ID, LUMAJANG – Keluarga korban kasus persetubuhan anak di bawah umur, menolak restitusi (ganti rugi) yang ditawarkan kejaksaan di pengadilan, sebaliknya tegas minta keadilan hukum ditegakkan.
Keluarga korban, Rohim, menolak tawaran restitusi dari pihak kejaksaan dan tetap ingin keadilan karena tidak bisa diukur dengan materi.
“Orang tua korban saat di ruang sidang ditanya apakah mereka ingin minta ganti rugi, jawabnya tidak,” kata Rohim, Kamis (24/10/2024).
Menurut Rohim, mereka tidak ingin ganti rugi melainkan agar hukum ditegakkan dan terdakwa dijatuhi hukuman sesuai aturan yang berlaku.
Dalam beberapa kali sidang, Jaksa Penuntut Umum (JPU) belum membacakan tuntutan meskipun sudah masuk kali ketiga.
Keluarga korban, melalui perwakilannya merasa kecewa terhadap kinerja JPU dan meminta agar pihak pengadilan segera mengambil tindakan guna mempercepat proses hukum.
“Ini sudah tiga kali sidang dan kami merasa ada yang tidak beres. Kami berharap ada komunikasi yang lebih baik antara Pengadilan Negeri dan Kejari Lumajang,” ungkap, Haris, kuasa hukum korban.
Kata Haris, keluarga korban juga meminta agar semua pihak terkait segera melakukan langkah yang diperlukan agar keadilan dapat segera ditegakkan.
Mereka berharap proses hukum tidak berlarut-larut dan hak-hak mereka sebagai korban dapat diperhatikan.
Sementara itu, hingga saat ini, korban masih trauma, mengalami gangguan kesehatan, sehingga keterlibatan dalam sidang terhambat.
Keluarga minta agar pemahaman atas keterlambatan dalam masalah ini.
Keluarga korban tetap tegas agar keadilan dapat segera terwujud dan masyarakat yang mengikuti perkembangan kasus ini menjadi percaya kepada aparat penegak hukum.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id
