BERITABANGSA.ID, JOMBANG – Raden Wijaya, diam-diam menyelinap meninggalkan lokasi pesta pora tentara Mongol, usai menundukkan Raja Daha Kediri, Jayakatwang.
Dalam prasasti Kudadu, disebutkan peperangan Raden Wijaya menghancurkan 20 ribu tentara Mongol, utusan Ku Bhi Lai Kan tersebut.
Di balik itu semua ada kesaktian yang diperoleh Raden Wijaya, sehingga meski dengan segelintir pengikutnya yang baru setahun membuka Desa Tarik, yang tidak diungkap dalam sejarah.
Di sinilah, Yayasan Wayang Topeng Desa Jati Duwur, Kecamatan Kesamben, mewakili kecamatan dan 14 desa mengikuti Jombang Culture Carnival (JCC) 2024, Sabtu, 19 Oktober 2024.
Digawangi Sulastri Widiyanti selaku pewaris ke-8 Wayang Topeng Ki Purwa, ini pelaku seni yang masih remaja dan anak-anak sukses memukau para dewan juri JCC volume 3 tahun 2024.
Sanggar Seni Wayang Topeng Tri Purwo Budoyo, Jatiduwur ini sukses menampilkan drama tari tematik di depan juri, berjudul Air Kendi Pertulo Ki Ageng Jati Duwur dan Muasal Sengeran.
Di sini, Raden Wijaya diceritakan menghabisi ribuan pasukan TarTar Mongol, di Kali Brantas, hingga bau anyir darah sehingga kemudian disebut Sengeran (bau anyir darah).
Di Desa Jatiduwur inilah Sengeran berada. Kemudian tentang kesaktian Raden Wijaya, itu karena minta air Kendi Pertulo.
Konon ceritanya, Kendi Pertulo ini dimiliki oleh suku kalang. Suku Kalang adalah hasil pernikahan orang sakti dengan jin. Populasinya menyebar. Diduga salah satunya adalah berada di Desa Jati Duwur.