Menariknya, para relawan dari KPI Gresik melakukan tugas tanpa honor. Mereka merasa terpanggil ikut menyukseskan Pilkada 2024.
Relawan setempat, Eliya Rahmawati, adalah pedagang ikan. Dia rela tidak berjualan selama Pilkada.
“Saya merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga kualitas Pemilu dan memastikan hak suara semua orang dihormati. Alhamdulillah, pada waktu itu tidak ada kecurangan maupun pelanggaran lainnya,” tuturnya.
Beberapa alasan yang melatarbelakangi keputusan emak-emak milenial ini adalah sebagai kesempatan untuk belajar dan mendapat pengalaman baru yang berharga, dan memperluas jaringan sosial.

Harapannya, dengan berjalannya Pemilu yang aman dan damai, akan lahir pemimpin yang mampu menjembatani kepentingan rakyat.
Keterlibatan relawan pemantau Pemilu di Kabupaten Gresik mencerminkan semangat kolektif untuk menjaga demokrasi yang sehat dan inklusif.
Meskipun tanpa imbalan, dedikasi mereka patut dicontoh dan diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk terlibat dalam proses demokrasi di Indonesia.
“Dengan melibatkan semua lapisan masyarakat, terutama kelompok yang sering terpinggirkan, kita dapat mewujudkan Pemilu yang lebih adil dan transparan. Inisiatif ini menjadi langkah penting menuju penguatan demokrasi yang lebih baik di masa depan,” tutup Duta Bintan.
Dengan semangat dan dedikasi para relawan ini, diharapkan bahwa proses pemilihan mendatang akan berlangsung dengan lebih baik, menciptakan ruang bagi semua individu untuk berkontribusi dalam membangun demokrasi yang lebih kuat di Indonesia.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id