Ia menyebut, seorang pendidik yang baik harus memiliki tiga sifat utama, yakni sabar, tawadhu dan berakhlakul karimah.
“Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, maka para siswa dapat mengembangkan pemahaman ilmu dan akhlak yang baik di lingkungannya,” jelasnya.
Lebih jauh Prof Nasir, menjelaskan, sekolah Khadijah berkomitmen untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki moral yang tinggi.
Melalui pengajaran yang berbasis pada Alquran, siswa diharapkan dapat mencapai tazkiyatul aqli (kebersihan akal), tazkiyatunnafsi (kebersihan jiwa), dan tazkiyatul qolbi (kebersihan hati).

Harapannya adalah, dengan pondasi pendidikan yang kuat, anak-anak lebih siap menghadapi tantangan zaman.
Pendidikan di Sekolah Khadijah tidak hanya fokus pada ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), tetapi juga iman dan takwa (Imtak).
Kombinasi ini akan menghasilkan individu yang cerdas dan berbudi pekerti baik.
“Dengan model pengajaran yang kami terapkan, kami berupaya mencetak anak-anak yang intelektual dan berakhlak karimah. Dengan demikian, antara pikir dan zikir dapat sejalan,” tegas Ridwan Nasir.
Menghadapi 2035 dan 2045, Sekolah Khadijah optimis dapat mencetak generasi yang berpola pikir dan bersikap etis.
Dengan bekal akhlak yang baik, anak-anak akan mampu menjaga keimanannya dan menghadapi berbagai cobaan di masa depan.
Dengan semangat yang kuat dan landasan pendidikan yang solid, Sekolah Khadijah berkomitmen untuk terus menghasilkan anak-anak yang tidak hanya pintar, tetapi juga berakhlakul karimah, siap menyongsong masa depan yang lebih baik.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id