BERITABANGSA.ID, LUMAJANG — Sebuah skandal korupsi besar diduga mengakar dalam jaringan organisasi kepala sekolah (K3S) di Kabupaten Lumajang sejak lama, baik di tingkat SD hingga SMP.
Sumber terpercaya media ini, Fauzi Imron alias Gus Fauzi mengungkapkan, adanya dugaan praktik korupsi yang terstruktur dan melibatkan kepala sekolah di berbagai tingkatan tersebut.
“Modus operandi yang digunakan tersebut memakai pungutan rutin kepada tiap murid dengan nominal mencapai ribuan rupiah per bulan,” ungkap Anggota LSM Lumajang Bergerak Satu Indonesia (LBSI) Kabupaten Lumajang ini, Jumat (11/10/2024).
Pungutan ini, kata Gus Fauzi, diperkirakan sebesar Rp3 ribu per murid setiap bulan ini, dikumpulkan dari ribuan siswa di seluruh Kabupaten Lumajang.
Data yang diperoleh LSM LBSI Kabupaten Lumajang, menunjukkan jumlah siswa di berbagai jenjang pendidikan yang berpotensi terdampak, dari TK ada berjumlah 20 ribu siswa, KB ada 13 ribu siswa, jenjang SD sekitar 64 ribu siswa dan tingkat SMP berjumlah 30 ribu siswa.
“Asumsi total siswa yang berjumlah 127 ribu menjadi target pungutan. Jika dihitung nominal Rp3 ribu per siswa, jumlah dana yang terkumpul mencapai angka fantastis sebesar Rp381 juta per bulan,” bebernya.
Dalam setahun, angka ini, kata pria asal Kecamatan Tempeh ini, bisa melonjak hingga Rp4,5 miliar. Bahkan, jika dihitung minimal seribu rupiah saja per siswa, masih ada dana sekitar Rp127 juta per bulan yang mengalir melalui sistem tersebut.
Mereka menduga uang itu tidak digunakan sesuai harapan, justru menguap di tangan oknum yang memiliki kekuasaan di dalam organisasi.
Posisi para kepala sekolah ini menjadi sorotan utama, karena diduga kuat praktik ini berjalan sistematis dan telah berlangsung lama.
