BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Publik Lumajang terhenyak. Semua nyaris tak percaya ada ribuan tanaman ganja tumbuh di lereng gunung Semeru, di Desa Argosari, Kecamatan Senduro.
Pasti ada yang menanam. Nah, di ladang puluhan hektare yang masuk wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) itu sudah terungkap siapa yang menanam.
Empat pelaku ditangkap. Barang buktinya, puluhan ton tanaman ganja oleh Polda Jatim.
Menyusul pekan berikutnya, Kapolres Lumajang mengukir prestasi kembali menemukan ladang ganja kembali.
Lalu siapa yang bertanggungjawab dalang di balik tanaman ganja itu. Pelaku, penanam pasti dapat bibit dari orang. Nah, bibit itu dari siapa harus dikejar.
“Fokus utama harus diarahkan pada siapa dalangnya. Sejauh mana keterlibatan pegawai TNBTS di kawasan Desa Argosari, harus diperjelas,” kata Anggota DPRD Kabupaten Lumajang, Gatot Sarworubedo, Sabtu (5/10/2024).
Kata politisi Gerindra ini, kawasan itu seharusnya diawasi ketat. Di sana juga ada larangan tegas yang berlaku, seperti larangan membawa, menggunakan obat-obatan terlarang, termasuk ganja.
“Apakah pegawai yang bertugas di sana sudah menjalankan fungsinya dengan benar?” tanya Gatot.
Gayung bersambut, menurut Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Lumajang, AKBP Indra Brahmana, selain pegawai TNBTS, pemerintah desa (Pemdes), juga harus dimintai keterangan.
“Mulai dari kepala desa, perangkat desa, kepala dusun, RT dan RW. Hal itu guna memastikan selama ini tidak ada aktivitas ilegal terjadi,” papar Indra.
Jumlah penduduk sekitar 4.000 jiwa di 4 dusun, 7 RW, dan 25 RT, seharusnya masyarakat di Desa Argosari memiliki pengawasan sosial yang ketat.
Struktur pemerintahan desa dan fungsi sosialnya, pemerintahan, dari RT, RW, hingga kepala dusun, memiliki peran penting mengawasi aktivitas warga.
