Pendidikan

Menu Nasi Boran Sajian Untuk Rektor dan Panitia Wisuda

27
×

Menu Nasi Boran Sajian Untuk Rektor dan Panitia Wisuda

Sebarkan artikel ini
Nasi Boran
Orang tua Lailatul Muharromah saat membagikan menu nasi boran. (Foto Mwd for Beritabangsa.id)

BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Wisuda di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yang digelar di Dyandra Convention Hall, Kamis (26/9/2024) pagi, sedikit unik.

Pasalnya, wisudawan penerima kartu Indonesia pintar kuliah (KIPK) asal Lamongan, ini menyajikan menu nasi boran, nasi campur khas Lamongan, kepada rektor dan panitia wisuda.

Maklum ortu wisudawan ini seorang pedagang, warung nasi. Momentum ini membawa semua hadirin menyadari keluarga wisudawan beragam latar belakang.

Wisudawan bernama Lailatul Muharromah, mahasiswi S-1, program pendidikan guru sekolah dasar (PGSD), ini meraih predikat cumluade dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,98.

Perempuan kelahiran Lamongan, 21 April 2001 ini, menjadi inspirasi bagi banyak orang dengan semangat, keteguhan, dan dedikasi tinggi lulus dengan sangat memuaskan.

Ella nama sapaan akrabnya. Lulus dari SMA dia berhenti karena tidak ada biaya. Atas saran teman, dia mendaftar KIPK.

“Alhamdulillah, diterima untuk kuliah melalui beasiswa KIPK,” katanya.

Penghasilan ortunya seorang jualan nasi di warung tak cukup untuk membiayainya kuliah.

“Motivasi utama saya, terpatri sejak SMP bahwa saya kuliah cepat dan segera bisa manfaat kepada orang lain,” ujarnya.

Anak pertama dari pasangan ayah, Musrap Efendi dan Khusnul Khotimah, ini akhirnya cumlaude, menyelesaikan pendidikan cepat.

Ella meyakini pencapaian akademik, bukan satu-satunya menentukan manfaat bagi sesama, tapi diakui prestasi cumlaude tidak mudah.

Tantangan terbesar adalah diri sendiri, mengikis rasa malas, gelisah, putus asa saat gagal.

“Menghadapi takut gagal, itu sering muncul. Namun saya menemukan motivasi pribadi dan menetapkan tujuan yang jelas,” tuturnya.

Untuk mengatasi tantangan itu, Ella, menerapkan beberapa strategi. Pertama, memotivasi diri agar kuat dan maju. Kedua, ia menetapkan tujuan jangka panjang sehingga memiliki arah yang jelas.

Ketiga, ia mengatur waktu secara bijak, menghindari sistem kebut semalam dan memprioritaskan tugas berdasarkan urgensi dan tenggat waktu.

“Dengan begitu, semua bisa terselesaikan tepat waktu dan tanpa beban berlebihan,” jelasnya.

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60