Terkini

Ahli Sebut Pemberi Mandat Penyunat Dana Insentif BPBD Harus Tanggungjawab

197
×

Ahli Sebut Pemberi Mandat Penyunat Dana Insentif BPBD Harus Tanggungjawab

Sebarkan artikel ini
Pemotongan dana insentif
Saksi Ahli Hukum Administrasi Negara yang juga dosen di Universitas Negri Jember Dr. Aan Efendi SH. MH saat memberikan keterangan di sidang lanjutan dugaan pemotongan dana insentif pegawai BPBD Sidoarjo

BERITABANGSA.ID, SIDOARJO – Sidang kasus dugaan pemotongan insentif ASN BPPD Sidoarjo masuk tahap keterangan saksi ahli. Dalam sidang lanjutan di pengadilan Tipikor itu, pemberi mandat disebut yang paling bersalah dalam kasus tersebut.

Hal itu dikatakan saksi ahli terdakwa Siskawati ahli hukum administrasi negara Doktor Aan Efendi SH,MH, yang juga dosen di Universitas Negeri Jember dalam persidangan, Senin (26/8/2024).

banner 300600

Doktor Efendi menerangkan, yang paling bertanggung jawab dalam mandat atau delegasi dari atasan adalah kepala, karena menurutnya, kepala adalah pemilik wewenang, bawahan adalah mandataris wewenang.

“Maka pemilik wewenang bertanggung jawab, kecuali pembawa mandat melebihi apa yang dimandatkan,” kata Efendi di persidangan.

Dia menambahkan pemotongan insentif tidak mungkin bisa dilakukan bawahan jika tidak ada mandat dari kepala badan, pemotongan insentif bisa berhenti atas persetujuan kepala badan.

Sementara itu saksi ahli terdakwa Ari Suryono ahli hukum pidana Doktor Bambang Suharyadi SH, MH, Universitas Airlangga mengatakan, yang perlu dijelaskan dalam persidangan yakni, apakah ada unsur paksaan, siapa yg memaksa, dan pegawai yang dipotong insentif nya merasa diintimidasi atau tidak.

“Kalau tidak ada unsur paksaan dan yang dipotong tidak keberatan apalagi ketakutan atau ada intimidasi kalau menolak atau tidak mau dipotong, selama tidak ada paksaan tidak apa-apa,” ungkapnya.

Sementara berdasarkan fakta persidangan dari saksi pegawai BPPD yang dihadirkan JPU KPK tidak ada satupun yang menyatakan ada unsur paksaan, mereka menerima karena semua dikenakan pemotongan.

Sementara itu, penasehat hukum terdakwa Siskawati, Erlan Jaya Putra, mengatakan dari keterangan ahli menunjukkan bahwa yang paling bersalah dalam kasus pemotongan insentif ASN BPPD yakni kepala badan.

“Siskawati ini sebagai pegawai yang insentif nya juga dipotong, dan pegawai yang juga hanya menjalankan perintah oleh kepala badan. Di sini sudah jelas bahwa tanggung jawab hukum ada pada Ari Suryono,” pungkasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *