Pendidikan

Mahasiswa Unair Sabet Tiga Penghargaan di International Youth Conference 2024

82
×

Mahasiswa Unair Sabet Tiga Penghargaan di International Youth Conference 2024

Sebarkan artikel ini
International Youth Conference 2024

Dalam ajang tersebut, Firman dan tim mencanangkan dua gagasan, yakni Ecotruck: Automatic Waste Monitoring Application with A-GPS Based Ultrasonic Sensor to Improve Waste Management Efficiency Toward a Waste-Free Indonesia on SDGs 2030 dan Vrid: Virtual Reality-Based Therapy for Anxiety Treatment As A Way to Foster Well-Being of Individual with Mental Disorder in the Society 5.0

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR itu menerangkan bahwa gagasan tersebut berguna untuk menuntaskan permasalahan penumpukan sampah yang kian maraknya di masyarakat. Baginya, permasalahan lingkungan harus segera diatasi sebelum semakin kompleks di masa depan.

banner 300600

“Inovasi inilah yang kemudian melahirkan ide untuk memasang sensor ultrasonik pada tempat sampah. Sensor ini akan mendeteksi volume sampah dan memberikan notifikasi secara real-time kepada petugas melalui sebuah aplikasi yang kami kembangkan. Aplikasi ini menerima pesan dari sensor dan langsung menginformasikan kepada petugas kebersihan ketika tempat sampah sudah perlu dikosongkan,” jelas Firman

Sedangkan, untuk Vrid merupakan gagasan untuk meningkatkan kualitas hidup dari penyandang disabilitas mental. Vird menggunakan teknologi VR untuk mengatasi kecemasan (anxiety) pada penyandang disabilitas.

“Ini merupakan metode terapi yang memanfaatkan teknologi VR untuk memberikan pengalaman imersif yang dapat membantu penyandang disabilitas mental mengatasi kecemasan mereka. Melalui VR, pengguna dapat ditempatkan dalam lingkungan yang aman dan terkendali di mana mereka dapat berlatih menghadapi situasi yang memicu kecemasan secara bertahap dan terarah,” ujarnya.

Firman berharap, inovasi ini tidak hanya menjadi solusi untuk masalah kebersihan dan kesehatan mental, tetapi juga dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi mahasiswa lain. Menurutnya mahasiswa harus menjadi sosok yang tidak hanya memiliki semangat belajar tinggi, namun juga dapat menebar kebermanfaatan ke sesama.

“Meskipun latar belakang keilmuan kami bukan dari bidang yang berkaitan langsung dengan teknologi sensor atau pengelolaan sampah dan VR dalam menciptakan alat terapi mental, kami tetap berkomitmen untuk terus belajar. Kami banyak berkonsultasi dengan ahlinya, melakukan riset, dan tidak ragu untuk mengeksplorasi bidang baru demi mewujudkan gagasan ini,” ucapnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *